Moeldoko bilang Menjadi Petani yang Sukses dan Kaya Itu Suatu Keharusan
Mantan panglima TNI Moeldoko seolah tak mau beristirahat demi menyejahterakan petani.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Mantan panglima TNI Moeldoko seolah tak mau beristirahat demi menyejahterakan petani.
Dia selalu memaksimalkan waktunya untuk memberi perhatian terhadap nasib petani. Bahkan, saat hari libur, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu rela memeras keringat demi petani.
Hal itu terlihat ketika Moeldoko menjalani hari yang sangat padat, Minggu (20/8/2017).
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu menjalani tiga agenda padat di tiga lokasi berbeda.
Moeldoko menjalani agenda pertama di Desa Campurejo, Bojonegoro. Di sana, dia menebar benih padi varietas unggul M400 di sawah.
Peraih Adhi Makayasa 1981 itu disambut Dandim Bojonegoro, Herry Subagyo, Kapolres Bojonegoro Wahyu S Bintoro, Ketua DPRD Mitro'atin serta beberapa kepala dinas terkait pukul 09:20 WIB.
Setelah menyaksikan pertunjukan tari yang menceritakan kisah petani, Moeldoko langsung menuju sawah yang hendak ditebari benih M400.
Moeldoko mengatakan, benih M400 merupakan produk unggul dengan hasil rata-rata panen 9 ton per hektar. Benih itu sudah terbukti di daerah lain dan menghasilkan padi yang berkualitas.
”Menjadi petani yang sukses dan kaya itu suatu keharusan. Padi M400 ini memiliki daya tahan kuat terhadap serangan hama dan tahan ketika kekurangan air,” tutur Moeldoko.
Dia juga meminta petani meggunakan metode baru saat bercocok tanam. Moeldoko juga sempat membeberkan alasannya memilih menekuni pertanian dibandingkan usaha lain.
“Ini adalah cara saya untuk membangun Indonesia di bidang pertanian ini. Kami hadir untuk memuliakan para petani, sehingga bisa menyejahterakan petani dan mengembalikan ekosistem di sawah," ungkap Moeldoko.
Keinginan menyejahterakan petani itulah yang membuat Moeldoko rela menahan rasa lelah. Salah satunya dengan terus mengajak petani menggunakan varietas M400 yang sudah terbukti oke.
“Varietas M400 ini terus dikembangkan ke kabupaten lain, termasuk di Kabupaten Bojonegoro,” ujar Moeldoko.
Setelah menebar benih, Moeldoko tidak langsung berleha-leha. Dia kembali menjalani agenda penting.
Pria 60 tahun itu menuju Pondok Pesantren Modern Putri Al Fatimah di Desa Sukorejo, Bojonegoro.
Di ponpes itu, Moeldoko memberikan wawasan tentang bela negara kepada ratusan santriwati.
Cukup? Belum.
Moeldoko melanjutkan perjalanannya untuk menemui Lembaga Masyarakat Desa Hutan di Pendopo Sendang Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang.
Saat itu, pria yang terkenal tegas namun murah senyum itu menampung keluhan para petani.
Selain itu, Moeldoko juga memberikan kiat kepada para petani agar bisa menjadi kaya.
“Salah satunya adalah menyesuaikan peraturan pemerintah yang sudah ada dengan optimal serta melakukan banyak inovasi dalam berbagai produk,” kata Moeldoko.