Rumah Permanen untuk Keluarga Aswadi yang 5 Tahun Makan Nasi Aking
Tak menunggu lama, keesokan harinya pembangunan rumah Aswadi dimulai di atas tanah desa.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Setelah mendengar adanya satu keluarga yang hampir lima tahun hanya mengkonsumsi nasi aking, Bupati Kuningan H. Acep Purnama langsung mendatanginya.
Keluarga tersebut berada di Desa Sukaharja Kecamatan Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (24/8/2017) lalu.
Acep pun mengunjungi Aswadi untuk meninjau langsung keadaannya.
Baca: Eggi Sudjana Laporkan Pimpinan Saracen, Anggota Seknas Jokowi dan Sunny Mantan Staf Ahok ke Polisi
Dalam kunjungannya ke rumah keluarga Aswadi, dia merasa terenyuh melihat keadaan rumahnya yang tak layak huni milik keluarga yang makan nasi aking tersebut.
"Saat itu juga saya saya putuskan untuk membangunkan keluarga Aswadi rumah permanen tipe 36," ujar Acep dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Senin (28/08/2017).
Tak menunggu lama, keesokan harinya pembangunan rumah Aswadi dimulai di atas tanah desa.
Pembangunan rumah itu terlaksana atan bantuan Bupati Kuningan dan para donatur.
Sementara itu, terkait dengan kabar keluarga Aswadi yang makan nasi aking, Acep mengatakan bahwa hal itu tidak berdasar.
Baca: Besok, Elza Syarief Datangi KPK Laporkan Dugaan Ancaman yang Dilakukan Akbar Faisal
Pada kenyataannya, kata Acep, keluarga itu selalu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa serta dari tetangga-tetangga sekitar rumah.
"Pada tahun 2000 pernah diberi bantuan stimulan untuk perbaikan rumah dari desa di atas tanah hak milik sendiri. Namun pada tahun 2010 dijual dan dibelikan tanah lagi yang lebih murah," jelasnya.
Kemudian, Acep menjelaskan, pada 2010 lalu keluarga Aswadi pernah diberi bantuan stimulan untuk perbaikan rumah dari desa.
Namun pada pertengahan tahun 2013 Aswadi sering sakit akibat debu obongan bata.
Aswadi sampai buta mata dan tidak bisa bekerja lagi, lalu dipindahkan oleh desa dan dibuatkan rumah di atas tanah desa dengan modal bantuan swadaya masyarakat.
Dan pada tahun 2014 keluarga Aswadi kembali mendapat bantuan dari pemerintah Provinsi berupa bantuan program listrik.
"Jadi tidak benar jika pemerintah membiarkan warga dalam situasi kemiskinan. Karena selama ini kami selalu berupaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi Aswadi dan Keluarga," papar Acep.
Masih menurut Acep, keluarga Aswadi merasa sayang, nasi sisanya tidak dibuang, tapi mereka jemur untuk dijadikan rengginang.
"Budaya kita kan menghargai makanan. Kalau ada nasi sisa kita jemur untuk jadi panganan lainnya," ujarnya.