Jauh-jauh dari Banyuwangi, Giyanti Lapor Diri Jadi Korban First Travel
Keduanya mengaku calon jemaah umrah dari First Travel yang berada di Jalan Raya Margorejo, Surabaya.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Usai terungkapnya kasus penipuan yang menjerat pasangan suami istri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan terkait First Travel, sejumlah laporan dari pihak yang mengaku korban First Travel di Jawa Timur, terus bertambah.
Abdul Hafid (30) dan Siti Nafiah (57) yang merasa menjadi korban First Travel mendatangi Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim untuk melaporkan hal tersebut, Pada Rabu siang (30/8/2017).
Keduanya mengaku calon jemaah umrah dari First Travel yang berada di Jalan Raya Margorejo, Surabaya.
Tak hanya Abdul Hafid dan Siti Nafiah, ada juga wanita asal Banyuwangi bernama Giyanti (56) yang melapor hal yang sama, Sabtu (2/9/2017).
"Gini mas ya, saya ini merasa ditipu, karena saya itu pengen umrah makannya saya daftar ke First Travel yang katanya orang-orang itu bagus. Nah sama Pak Heri dan Bu Henny (pimpinan First Travel di Surabaya yang kini berganti nama Wardhani) yang pegang travel di Surabaya disuruh transfer, ternyata transfernya masuk ke Wardhani, bukan ke First Travel, kan saya urusannya sama First Travel, bukan Wardhani," cerita Giyanti, Sabtu (2/9/2017).
Wanita yang datang jauh-jauh dari Banyuwangi itu menuturkan, Heri sebagai pimpinan First Travel yang ditemuinya kala itu menjanjikan padanya akan diberangkatkan tahun 2016 lalu.
Namun hingga kini, ia tak kunjung mendapat kejelasan.
"Saya dijanjikan November 2016, tapi sampai bulan Maret 2017 kemarin itu masih manasik. Begitu manasik saya tanya ternyata mereka bilang kelar bulan Mei 2017, itu mereka bilang berangkat semua, ternyata setelah dijanjikan berangkat malah diundur bulan Juni, maksutnya apa?" tanya wanita yang akbar disapa Yanti itu.
Tak kunjung mendapat kejelasan, Yanti justru diminta uang lagi.
Bahkan, pihak First Travel menjanjikan memberangkatkannya saat bulan puasa 2017.
"Nah setelah itu kita di suruh nambah Rp 2.500.000 dan akan diberangkatkan saat puasa. Tapi mereka bilangnya itu untuk charter pesawat, setelah itu belum kelar. Belum sampai berangkat tidak sampai dua minggu ada kabar lagi saya disuruh refund, dari situ saya mulai emosi," tutup Yanti sembari meninggikan nada bicaranya.
Namun, hingga saat ini, TribunJatim.com masih belum mendapat konfirmasi dari pihak First Travel Surabaya yang kini berganti nama menjadi Wardhani tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.