Ganjar Pranowo: Candi Borobudur Kok Mau Dikepung, Mau Apa?
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta semua pihak tidak menyamakan sikap umat Budha di Indonesia dengan yang ada di Myanmar.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta semua pihak tidak menyamakan sikap umat Budha di Indonesia dengan yang ada di Myanmar.
Terutama di Provinsi Jawa Tengah.
Ia mengatakan, beberapa hari lalu dirinya sudah berkomunikasi dengan umat Budha di Jateng.
Baca: Ini Jawaban Buwas Ditanya Soal Senjata Api yang Tewaskan Pegawai BNN Cantik
Mereka sepakat bahwa sikap umat Budha di Indonesia berbeda dengan di Myanmar mengenai persoalan Rohingnya.
"Mereka juga tidak sepakat dengan tindakan kekerasan kemanusiaan sampai menjurus pada genosida," kata Ganjar saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (5/9/2017).
Baca: Pengakuan Tetangga Berbeda dengan Keterangan Keluarga Terduga Pembunuh Pegawai BNN Cantik
Maka ia mengimbau pada semua pihak agar tak perlu menggelar aksi yang mengatasnamakan gerakan peduli Rohingnya, di sekitaran kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 8 September 2017 mendatang.
Mengingat Candi Borobudur merupakan sebuah tempat ibadah.
"Borobudur kok mau dikepung mau apa coba. Wong umat Budhanya kita yang di Jateng mau berkomunikasi kok," ujarnya.
Baca: Pencuri Motor Ditembak Gara-gara Coba Kabur dengan Gigit Tangan Polisi
Menurutnya, pemerintah sudah lebih progresif melakukan berbagai aksi nyata terkait krisis kemanusiaan di Myanmar.
Ganjar menegaskan, pemerintah pusat sudah lebih cepat bergerak dengan mengirimkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk bertemu State Consellor Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Pemerintah Indonesia juga sudah melakukan aksi nyata lainnya berupa pengiriman bantuan logistik, bantuan kesehatan, hingga mau membangun rumah sakit, dan lainnya.
"Itu merupakan aksi yang nyata, apa ada negara yang berbuat lebih seperti itu dibanding Indonesia. Apa lagi yang mau diinginkan (dari aksi di Borobudur). Saya kira Indonesia sangat progresif," katanya.
Ganjar tak mempersoalkan adanya aksi pengerahan massa untuk melakukan demonstrasi di tempat-tempat lain, akan tetapi ia berharap jangan sampai ada isu baru yang berbau SARA di Jateng.
"Bahwa kita mengutuk iya, bahwa kita ingin melakukan bantuan proaktif iya, bahkan diplomasi antarnegara iya, bahkan tidak ada yang tidak kita lakukan. Kita mengutuk bareng-bareng tapi jangan sampai ke daerah menjadi isu SARA," tandasnya.
Menurutnya, jika hal itu tidak diperingatkan sejak dini dikhawatirkan akan ada 'penumpang gelap' yang ingin memprovokasi.
Baca: Jusuf Kalla Ingatkan Persoalan Rohingya Bukan Hanya Masalah Agama
"Kan kita tahu semua, kalau sudah berkaitan dengan suku agama kan jadinya bisa panjang, kita sudah belajar dari itu. Kan Jateng selama ini tenang, bagus," ujarnya.
Namun demikian, Ganjar menambahkan, pihaknya siap menampung aspirasi dari pihak-pihak yang ingin menggelar aksi.
Badan Kesbangpol Provinsi Jateng juga sudah disiapkan untuk menerima aspirasi dan menyampaikannya ke pusat. (M Nur Huda)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judul: Ganjar : Borobudur Kok Mau Dikepung, Mau Apa Coba?