Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tukang Becak Ini Meninggal Saat Mengayuh Becak Mau Berobat ke Puskesmas

Seorang tukang becak yang meregang nyawa ketika hendak berobat ke Puskesmas Gedongtengen ternyata menderita cardiac arrest.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Tukang Becak Ini Meninggal Saat Mengayuh Becak Mau Berobat ke Puskesmas
TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Pradito Rida Pertana

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Seorang tukang becak yang meregang nyawa ketika hendak berobat ke Puskesmas Gedongtengen ternyata menderita cardiac arrest.

Hal tersebut diketahui dari hasil pemeriksaan seorang dokter Puskesmas Gedongtengen yang sempat memeriksa tukang becak tersebut.

Kapolsek Gedongtengen, Kompol Partono mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari pihak Puskesmas Gedongtengen mengenai adanya seorang pria yang meninggal usai ambruk di halaman Puskesmas tersebut.

Mendapati laporan tersebut, pihaknya pun bergegas ke lokasi kejadian.

Lanjut Partono, sesampainya di lokasi kejadian pihaknya segera meminta keterangan saksi-saksi dan menanyai dokter yang sempat merawat tukang becak tersebut.

Dari keterangan dokter kepadanya, dikatakan bahwa tukang becak tersebut sudah dalam kondisi kritis ketika datang ke Puskesmas Gedongtengen, hal itulah yang membuat tukang becak ini ambruk di halaman Puskesmas.

Berita Rekomendasi

"Dari keterangan dokter tadi, kondisi tukang becak sudah sangat drop saat dibawa ke Puskesmas. Sehingga sempat ambruk di halaman tadi," ujarnya.

Setelah dibawa ke ruang UGD dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh seorang dokter, diketahui bahwa penyebab meninggalnya tukang becak tersebut diakibatkan oleh sakit jantung yang dideritanya.

"Setelah ambruk di halaman Puskesmas, tukang becak ini langsung diperiksa dokter. Setelah diperiksa kurang lebih 30 menit dia (tukang becak) ini menghembuskan nafas terakhirnya, hasil pemeriksaan tadi ternyata dia menderita cardiac arrest atau serangan jantung. Dia meninggal sekitar setengah 2 siang," katanya, Senin (11/9/2017).

Dikatakan Partono, selain becak yang dipakai almarhum Hardi, pihaknya juga menemukan sebuah dompet dan KTP almarhum sehingga pihaknya dapat menghubungi keluarga almarhum.

Saat ini, pihaknya telah menghubungi keluarga almarhum, dan rencananya mereka akan datang untuk membawa jenazah ke rumah duka yang berada di Pandak, Bantul.

"Pihak keluarga almarhum sudah kami hubungi, dan rencananya jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka," pungkasnya.

Ia menambahkan pula, bahwa tidak ditemukan bekas luka ataupun tanda-tanda tindak kekerasan di tubuh jenazah tersebut. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas