Kementerian PUPR Mulai Rehabilitasi Bendungan di Papua
Kementerian PUPR saat ini terus melakukan pembangunan dan rehabilitasi bendungan dan jaringan irigasi Papua
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini terus melakukan pembangunan dan rehabilitasi bendungan dan jaringan irigasi Papua, untuk mendukung ketahanan pangan di Pulau paling timur Indonesia tersebut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sektor pangan, air dan energi akan menjadi panglima pembangunan nasional ke depan. Sedangkan di Papua, Basuki ingin memanfaatkan curah hujan yang tinggi membantu pengairan untuk tambah produksi pangan.
"Kami prioritaskan pengelolaan SDA di Papua untuk pembangunan jaringan irigasi kecil mendukung pertanian,” ujar Menteri Basuki, Selasa (12/9/2017).
Untuk memasok kebutuhan air irigasi, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua membangun Bendungan Wanggar dan Nuhoa di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Bendungan Wanggar yang dibangun untuk dapat mengairi lahan pertanian seluas 3.200 hektar dengan debit sebesar 2.582 m3/detik.
"Total kebutuhan anggaran pembangunan bendungan mencapai Rp 435 miliar," kata Basuki.
Sementara Bendungan Nuhoa dapat mengairi lahan pertanian seluas 2.000 hektar. Bendungan Nuhoa mulai dibangun sejak 2012 dan ditargetkan selesai pada akhir 2017 dengan dana mencapai Rp 21,3 miliar.
Kementerian PUPR juga telah berhasil membangun Bendungan Yahukimo di Kabupaten Yahukimo yang dibangun sejak 2012 hingga 2016 dan mampu melayani 3.200 hektar lahan pertanian. Untuk pembangunan Bendungan Yahukimo dana yang dianggarkan sebesar Rp 109,8 miliar.
Untuk Wilayah Nabire, saat ini Kementerian PUPR tengah menyelesaikan saluran intake kiri pada Bendungan Kalibumi dengan dana sebesar Rp 138,3 miliar. Luas daerah irigasi (DI) Bendungan Kalibumi mencapai 6.400 hektar yang terdiri dari 4.400 hektar pada DI. Kalibumi Kanan dan 2.000 hektar DI. Kalibumi Kiri.
Selanjutnya di wilayah Distrik Yapsi Kabupaten Jayapura juga telah dibangun DI. Lereh yang memanfaatkan sumber air dari Sungai Nawa melalui Bendungan Lereh II dengan sistem gravitasi untuk mengairi areal pertanian seluas 2.119,36 hektar.