Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenapa Dua Korban Diterkam Buaya Masih Utuh Saat Ditemukan? Ini Penjelasan BKSDA

Perilaku penyerangan buaya kepada manusia sangat jarang sekali terjadi, bahkan manusia bukanlah sasaran buaya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kenapa Dua Korban Diterkam Buaya Masih Utuh Saat Ditemukan? Ini Penjelasan BKSDA
Tribun Kaltim/Christopher Desmawangga
Tubuh Supriyanto, korban kedua terkaman buaya ditemukan tim SAR gabungan, Minggu (17/9/2017). 

Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Kasus penyerangan buaya terhadap manusia, di jalan Ir Soekarno, RT 17, Muara Jawa, Kutai Kartanegara, tepatnya di sungai TB, depan Jety BRE, yang mengakibatkan meninggalnya korban jiwa telah usai.

Namun, ancaman penyerangan buaya terhadap manusia bisa saja akan terjadi lagi.

Jono Adiputra, pada bidang Keanekaragaman Hayati BKSDA Kaltim menjelaskan, perilaku penyerangan buaya kepada manusia sangat jarang sekali terjadi, bahkan manusia bukanlah sasaran buaya.

Baca: Tragis, Ini Ritual Supriyanto Sebelum Tewas Diterkam Buaya Sungai Muara Jawa

Namun, penyerangan buaya terhadap manusia itu bisa terjadi, akibat terganggunya habitat buaya, hingga kekurangan pangan, serta perilaku agresif buaya dengan menyerang manusia karena tengah menjaga telur maupun anak-anaknya.

"Sangat jarang sekali buaya menyerang manusia, kalau pun terjadi, itu karena buaya merasa terganggu, terlebih sungai tersebut memang habitatnya," ucapnya, Senin (18/9/2017).

Berita Rekomendasi

Berkaca dari kasus ini, kedua korban ditemukan dalam kondisi tubuh yang masih utuh, dirinya menilai berarti buaya merasa terganggu dengan kehadiran manusia di sekitar habitatnya.

"Kalau kasus ini berarti buaya merasa terusik, bisa jadi buaya itu sedang menjaga telurnya, hal itu bisa membuat buaya menjadi agresif," tuturnya.

Lanjut dia menjelaskan, kawasan muara Sungai Mahakam, serta Delta Mahakam merupakan habitat dari buaya muara.

"Kawasan tersebut memang habitatnya, namun untuk jumlah populasi kami belum punya data valid, yang jelas itu memang tempat tinggal mereka," kata Jono.

Dia pun meminta kepada warga yang tinggal maupun yang kerap beraktivitas dipinggir sungai, untuk selalu waspada dan berhati-hati, karena perilaku hewan liar memang sulit ditebak.

"Intinya, yang kaitanya dengan satwa liar, warga harus senantiasa berhati hati," tururnya.

"Namun, warga juga tidak boleh memburu, kalau pun memang khawatir dengan adanya buaya, saat ditangkap, jangan dibunuh, serahkan kepada kami, biar kami yang tangani," tutupnya.

Kedua korban terkaman buaya itu, yakni Arjuna (16) yang ditemukan pada Minggu (17/9) dini hari, sekitar pukul 00.45 Wita, dan Supriyanto (39), yang ditemukan pada hari yang sama, sekitar pukul 21.45 Wita.

Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (15/9/2017) silam, korban atas nama Arjuna (16) telah menjadi korban terkaman buaya, saat sedang berada di pinggir sungai itu.

Lalu, pada Sabtu (16/9/2017) siang kemarin, pawang yang hendak menangkap buaya, malah menjadi korban keganasan buaya, Supriyanto (39) pun menjadi korban selanjutnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas