Kota Banjarmasin Dibayangi Krisis Air Bersih
Fauziah (40) Warga Desa Sungai Tandipah tampak tenang memandikan anaknya Muhammad Arsyad (8) pakai air sungai yang digayungnya dari Sungai Martapura.
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Fauziah (40) Warga Desa Sungai Tandipah tampak tenang memandikan anaknya Muhammad Arsyad (8) pakai air sungai yang digayungnya dari Sungai Martapura.
Sehari-hari keluarga tersebut menggunakan air sungai martapura, meski pun untuk minum dan masak. Namun dia tidak berani mengonsumsinya langsung dan harus diproses dengan endapan tawas dan dimasak terlebih dulu.
"Soalnya pernah kami langsung minum, lalu anak-anak malah diare dan sakit perut," kata Fauziah sembari sibuk memandikan Muhammad Arsyad dengan air sungai Martapura yang sudah ditampungnya di sebuah drum besar di pelataran rumahnya.
Bukan hanya Fauziah, tapi ada ratusan warga lainnya di desa berada bantaran sungai Martapura juga kesulitan mendapatakan air bersih.
Baca: Penyebab Meninggalnya Ayah Momo Geisha
Anehnya, itu berdekatan dengan kota Banjarmasin yang jaraknya hanya sertaus meter dari kampung Murung Selong, Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin. "Ya tidak ada PDAM pak, apalagi kalau PDAM makin mahal kan jadi malah kesulitan kami nantinya," kata dia.
Menurut Kabid Tatalingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Makhmud membenarkan bahwa kalau sungai kebanyakan yang ada pencemarannya masih ada dan tidak standar untuk dikonsumsi langsung.
Baca: PAN Dukung TNI Nobar Film G30S
"Kami setiap dua bulan melakukan pemantauan dan ternyata masih banyak yang di bawah standar baku mutu air. Parameter yang kami gunakan untuk ujian sampel itu adalah parameter lengkap dan di uji setiap dua bulan sekali. Emang ada fluktuasi ada yang tinggi ada yang sedang," kata Makhmud.
Dijelaskannya, bahwa jika diperhatikan yang tinggi E Colinya adalah sebagian besar berada di sungai yang banyak padat pemukimannya, dan limbah E Coli itu bersumber dari limbah domestik yang bersumber dari rumah tangga.
"Limbah domestik ini dari feses manusia. Karena rembes dan lolos ke sungai karena masih banyak yang mengunkan toilet limbahnya langsung di sungai," kata dia. (Banjarmasin Post/Nurholis Huda).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.