Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Dua Orang Ini Menjadi Doktor di yang Baru 27 Tahun

Keduanya adalah Asdam Tambusay yang berhasil lulus dengan IPK 3,97 dan Wahyuniarsih Sutrisno yang lulus dengan nilai IPK sempurna yaitu 4,00

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dua Orang Ini Menjadi Doktor di yang Baru 27 Tahun
net
Toga Sarjana 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya  meluluskan mahasiswa bergelar Doktor dari program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Program PMDSU ini adalah program beasiswa untuk menempuh gelar doktor tanpa harus menempuh pendidikan S2 terlebih dulu.

Namun tahun ini menjadi tahun yang istimewa, pasalnya ada dua orang lulusan bergelar doktor yang baru berusia 27 tahun.

Dari sembilan orang yang terdaftar menjadi mahasiswa program PMDSU dalam program ini, meluluskan dua wisudawan terbaiknya dari Departemen Teknik Sipil, Sabtu (23/9/2017).

Baca: Kisah Anak Penggali Kuburan yang Bisa Kuliah Jenjang Doktoral di Jepang

Hebatnya lagi, kedua doktor tersebut lulus dengan pujian atau cumlaude.

Berita Rekomendasi

Keduanya adalah Asdam Tambusay yang berhasil lulus dengan IPK 3,97 dan Wahyuniarsih Sutrisno yang lulus dengan nilai IPK sempurna yaitu 4,00.

Asdam merupakan alumni S1 Teknik Sipil Universitas Hassanuddin (Unhas) Makassar dan Wahyuniarsih berasal dari S1 Teknik Sipil ITS.

Dalam menempuh pendidikan S3-nya, topik disertasi yang diangkat oleh Asdam ialah penggunaan material engineered cementitious composite (ECC) dari mikrostruktur pada bangunan tahan gempa.

Pria kelahiran Agustus 1990 ini mengatakan latar belakang pembuatan desain gedung tahan gempa ini adalah dikarenakan Indonesia merupakan negara rawan gempa.

Baca: Pertama Dalam Sejarah Pesantren Beri Gelar Doktor Honoris Causa

“Untuk tindak pencegahan pada bencana gempa, maka perlu dibangun bangunan yang anti gempa sehingga mengurangi besarnya kerusakan banguanan,”ujar pria yang berencana mengambil program post-doctoral tersebut melalui rilis yang diterima TribunJatim.com, Sabtu (23/9/2017).

Asdam mengaku untuk mendukung riset bangunan tahan gempa tersebut, Asdam harus melakukan riset hingga ke Edinburgh University, United Kingdom (UK).

Wahyuniarsih yang akrab disapa Wahyu mengusung disertasi yang mengangkat topik propagarsi retak akibat korosi (karat) pada beton bertulang.

Wahyu menjelaskan disertasi yang dibuatnya ini berguna untuk memprediksi lebih dini kapan terjadi korosi pertama pada sebuah bangunan, sebab korosi tersebut dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan bangunan tersebut.

“Terutama di Indonesia yang saat ini sedang gencar membangung infrastruktur maritime, sehingga perlu memprediksikan sejak dini kapan terjadinya korosi untuk menjaga daya tahan beton bangunan,” ucap perempuan berkacamata tersebut.

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas