Alumni Berangkatkan 65 Guru ke Luar Negeri
Bukan tanpa alasan Sulikin mengeluarkan kata kata tersebut. Fredy memberangkatkan sekitar 65 orang gurunya baik yang masih mengajar maupun yang sudah
Namun seiring berjalan waktu, seluruh guru yang telah pensiun didata dan dikumpulkan. Bahkan Fredy mengantar seluruh guru ini untuk mengurus paspor di Pemalang.
"Sebenarnya awalnya mau berangkat ke Eropa tapi setelah tahu gurunya yang pensiun sudah sepuh. Bahkan ada yang sudah susah berjalan akhirnya diputuskan berangkat ke Malaysia dan Singapura saja," katanya.
Hari keberangkatan pun tiba, seluruh guru baik yang masih aktif mengajar hingga yang sudah purna tugas ini diberangkatkan ke Jakarta menggunakan dua bus.
Baca: Semangat Berjualan, Pria Ini Pukul Ponselnya Menggunakan Kayu
Sampai di Jakarta, Fredy bersama keluarganya menyambut rombongan guru ini.
Disinilah Sulikin mengetahui alasan kuat kenapa Fredy berbuat "gila".
"Dulu sewaktu di SMA, Fredy kecelakaan parah. Bahkan bisa dibilang koma. Dalam mimpinya, Fredy dijenguk dan didoakan sembuh oleh para gurunya. Ketika sadar dari koma, Fredy berjanji akan membahagiakan guru-gurunya," katanya.
Meski Fredy tak ikut dalam rombongan jalan jalan, namun Sulikin melihat satu ketulusan dari Fredy. Fredy bahkan menyewa beberapa orang untuk membawa kursi roda dan satu tim kesehatan untuk memastikan gurunya selalu sehat selama plesiran di luar negeri.
"Ada satu tim kesehatan dan orang orang yang tugasnya membawa kursi roda. Itu semua disiapkan. Bahkan perjalanan kami selama di luar negeri terhitung kelas satu, nginap di hotel berbintang," katanya.
Fredy pun setiap saat memantau para gurunya ini melalui grup aplikasi Whatsapp.
Dia meminta agar keceriaan para guru itu diupload ke grup Whatsapp yang dibuat.
"Saya ingat sekali kata katanya ke biro perjalanan. Jangan sampai ada sedikitpun keluhan dari guru saya. Layani maksimal," ujar Sulikin menirukan ucapan Fredy.
Sulikin mengatakan selama ini banyak alumni yang telah berbuat dan membantu untuk sekolahnya. Namun yang dilakukan Fredy terbilang lain dari yang lain.
Dari apa yang dilakukan Fredy, Sulikin melihat ada satu ketulusan dan cinta yang luar biasa dari seorang anak kepada orang tuanya.
"Sulit diungkapkan dengan kata kata. Alumni yang kaya banyak, tapi yang peduli dengan gurunya sangat jarang. Mudah mudahan apa yang dilakukan Fredy bisa jadi pemicu untuk alumni yang lain," pungkasnya.(*)