Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masyarakat Solok Selatan Resah dengan Ulah Tenaga Kerja asal China di Pertambangan Timah

“Saya harap pemerintah setempat atau pihak berwenang turun tangan mengusut mereka,” ujar Antonorita.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Masyarakat Solok Selatan Resah dengan Ulah Tenaga Kerja asal China di Pertambangan Timah
TRIBUN PONTIANAK/GALIH NOFRIO NANDA
Foto Dokumentasi/Pekerja asing dari PTJieneng Electrical Power dan PT Bumi Nusantara saat diamankan Direktorat Reskrimum Polda Kalbar dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar di proyek pembangunan PLTU Wilayah I PT PLN di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Selasa (19/3/2013) 

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Sebagian anggota masyarakat di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, resah dengan kehadiran perusahaan penanaman modal asing yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok (China) yang menambang timah hitam di kawasan penyangga hutan lindung di Kecamatan Koto Parik Gadang –sekitar 120 kilometer arah selatan Kota Padang.

“Kami khawatir aktivitas tenaga kerja asal Tiongkok dalam menambang timah hitam itu bisa merusak ekosistem kawasan peyangga hutan lindung milik kami,” ujar salah seorang anggota masyarakat yang juga aktivis dari Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PPPKRI), BY Antonorita dalam siaran persnya kepada wartawan, Selasa (26/9/2017) di Solok Selatan.

Penambangan timah hitam di areal 180-an hektare itu, menurut Eddy Alayzeus, salah seorang anggota masyarakat lainnya, telah mempekerjakan sekitar tujuh warga negara Tiongkok.

Mereka tinggal di bedeng-bedeng di areal penambangan tanpa didampingi oleh tenaga kerja teknis lokal, sehingga mereka dikhawatirkan bisa merusak lingkungan apalagi mereka telah menggunakan bahan peledak dalam aktivitas mereka membuat terowongan penambangannya.

“Dalam menggunakan bahan peledak kan diatur oleh peraturan khusus dengan standar operasional baku. Tenaga kerja asing Tiongkok itu mana ngerti prosedur meledakkan bahan peledak bila tidak dipandu oleh tenaga kerja teknis lokal,” tambah Eddy.

Antonorita menambahkan, sebagai aktivis dia curiga dengan kehadiran tenaga kerja Tiongkok itu, karena fisik mereka umumnya tegap dengan potongan rambut pendek seperti fisik tentara pada umumnya, dan di antara mereka memiliki seragam militer asing.

“Saya harap pemerintah setempat atau pihak berwenang turun tangan mengusut mereka,” ujar Antonorita.

BERITA REKOMENDASI

Antonorita tidak ingin kehadiran tenaga kerja asal Tiongkok itu mengeruk timah hitam secara semena-mena dengan mengabaikan faktor lingkungan dan sosial masyarakat setempat. “Jangan sampai kegiatan tenaga kerja asing itu menimbulkan konflik sosial.”

Menurutnya, aktivitas penambangan di Solok Selatan oleh perusahaan modal asing itu sudah berjalan empat bulan terakhir dan dalam dua bulan ini telah membuat beberapa peledakan untuk menggali terowongan.

Penduduk setempat sering kaget dengan suara ledakan di areal penambangan itu. Mereka kerap mempertanyakan kehadiran tenaga kerja asing dengan aktivitasnya menambang di penyangga hutan lindung setempat.

“Tolong pemerintah atau pihak berwenang turun tangan menyelesaikan masalah ini,” tambah Antonorita. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas