Pengungsi Bencana Gunung Agung Mulai Terserang ISPA
Penyakit tersebut antara lain disebabkan oleh virus, dan didukung oleh udara yang lembab
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Pengungsi bencana Gunung Agung, mulai terjangkit penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atasa (ISPA). Menteri Kesehatan (Menles) Nila F Moeloek, mengatakan hal itu antara lain disebabkan oleh kondisi di tempat pengungsian.
"Sementara di pengungsian tentu penyakit ISPA dan penyakit infeksi tentu cukup tinggi, karena mereka keadaan tempat tinggalnya, tempat tidurnya, cukup terganggu di tenda dan sebagainya," ujarnya kepada wartawan, di Dermaga Indah Kita, Cilegon, Banten, Kamis (28/9/2017).
Penyakit tersebut antara lain disebabkan oleh virus, dan didukung oleh udara yang lembab, seperti yang terdapat di tempat penampungan.
Gejala penyakit itu, diantaranya adalah hidung tersumbat, bersin, batuk, produksi dahak berlebihan, demam, sakit kepala, cepat lelah, sakit saat menelan dan suara yang serak.
Untuk mengantisipasi permasalahan kesehatan para pengungsi, Menkes menjamin pelayanan kesehatan untuk mereka. Ia mengatakan fasilitas kesehatan dalam radius 12 kilometer dari lokasi gunung, sudah disiapkan untuk menerima para pengungsi bencana tersebut.
"Ada dua puskesmas, dan dan satu klinik pratama, itu ditutup karena memang ada di radius (steril) tiga kilometer. Kemudian kita jaga di radius dua belas kilometer, ada Rumah Sakit Budi Karangasem, tetap siaga," katanya.
Kementerian Kesehatan yang bekerjasama dengan sejumlah lembaga, termasuk TNI, juga sudah membangun posko-posko kesehatan, yang siap melayani kebutuhan pengungsi.
Baca: Panglima TNI Kembali Sambangi Istana Kepresidenan
Selain itu Kemenkes bersama TNI juga mempersiapkan layanan kesehatan keliling, untuk tempat-tempat yang sulit terjangkau.
"Kami meningkatkan kemamuan dengan 'flying health care' (red: pelayanan kesehatan terbang), jadi tentu dengan kapal dengan udara. Dalam hal ini, kita juga harus bisa memanfaatkan lagi dengan 'telemedicine,'kita harus mampu hadapi di daerah-daerah yang sulit terjangkau," ujarnya.