Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Ganjar Soal Batik Bikin Kagum Orang Belanda dan Australia

"Kalau bicara batik, saya kira sumbernya ya Jawa Tengah ini," ucap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di peringatan Hari Batik Nasional.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Kisah Ganjar Soal Batik Bikin Kagum Orang Belanda dan Australia
Tribun Jateng/M Nur Huda
HARI BATIK - Seorang siswa SMA Negeri 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas, Arif Argha, menerima laptop dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, karena berhasil menyanyikan tembang macapat dandang gula dengan merdu di SMA tersebut, Senin (2/9/2017). TRIBUN JATENG/M NUR HUDA 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Berbicara tentang batik, motif dan kualitas bahannya, Jawa Tengah memiliki potensi luar biasa dibandingkan dengan daerah lain.

Tiap-tiap daerah di Jateng memiliki kekhasan tersendiri, baik dari aspek motif hingga filosofinya.

Demikian disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menjadi inspektur upacara pada Hari Batik Nasional Tingkat Kabupaten Banyumas di Alun-Alun Purwokerto, Senin (2/10/2017).

"Bicara potensi batik Jawa Tengah itu istilahnya nggilani. Banyak corak, kuantitas, kualitas dan gradasinya. Dari yang sangat sederhana sampai paling rumit, dari harga murah sampai sangat mahal, dengan medium katun hingga sutera atau mix keduanya. Kalau bicara batik, saya kira sumbernya ya Jawa Tengah ini," ucap Ganjar.

Baca: Contohkan Nelson Mandela, Cara Ganjar Motivasi Anak Muda Soal Batik

Baca: Ganjar Minta Bumdes Gencarkan Promosi Pariwisata Lewat Medsos

Berita Rekomendasi

Orang nomor satu di Jateng itu mengungkapkan, saat ini hampir setiap kabupaten bahkan desa semakin melek dengan potensi daerahnya.

Potensi itu kemudian dituangkan ke dalam motif-motif batik yang unik, yang akhirnya menjadi batik khas daerah tersebut.

"Ini direspon oleh daerah untuk memunculkan kekhasan masing-masing," ia menambahkan. 

Namun untuk potensi ekspor batik Jateng ke mancanegara, perlu menjunjung orientasi konsumen. Karena masyarakat dunia tidak seluruhnya meminati batik.

Sebelum ekspor, perajin batik perlu tahu minat target market mereka. Kemudian mereka bisa membuat desain batik sesuai keinginan konsumen.

"Kalau ekspor kita mesti customer oriented. Karena tidak semua orang di sana suka batik. Kita mesti tanya batik yang paling mereka suka itu apa," jelas dia.

Saat berkunjung ke Brisbane, Australia, Ganjar sengaja memakai baju batik berdesain gambar fauna khas Australia, yaitu kanguru dan kiwi.

Saat berkunjung ke Belanda, ia mengenakan batik dengan desain khusus kincir angin.

Ternyata, batik tersebut mampu membuat tuan rumah kagum. Karena desain batik menggambarkan ikon negaranya.

"Dia bertanya di mana saya bisa beli (batik motif kincir angin). Saya katakan, jangan beli karena saya akan kasih batik itu untuk Anda," kata Ganjar menjawab pertanyaan tuan rumah.

Menurut Ganjar, agar batik Indonesia bisa berstandar ekspor, harus betul-betul berorientasi pada konsumen. Di mana corak batik harus disesuaikan dengan ciri khas negara masing-masing. 

"Ketika mereka melihat saya pakai baju itu, ada 'wow effect' yang melihatnya. Katanya 'lho ini kok desain dari tempat saya', ya memang saya mendesain khusus," ungkap dia menirukan dialog orang Belanda.

Menurutnya, diplomasi batik Indonesia harus benar-benar dilakukan terperinci. Peran para duta besar RI juga penting untuk menjadikan sebuah manekin yang mampu menampilkan dan mengkombinasikan batik di negara lain.

"Misalnya untuk persahabatan antar negara bisa didesainkan dua ciri khas negara itu. Itu akan mendorong nanti industri yang luar biasa," kata mantan anggota DPR tersebut.

Di lingkup produksi dalam negeri, potensi batik yang luar bisa banyak harus terus dimaksimalkan. Batik tak hanya menjadi pakaian khas warga tapi menjadi bagian dari budaya Indonesia itu sendiri. 

"Saya kira semua orang Indonesia pakai batik. Ada kebanggaan luar biasa. Maka karya ciptanya harus didaftarkan untuk dilestarikan. Lalu dibuka agar masyarakat bisa mendapatkan itu dibeli dan sebagainya," tutur dia.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas