Senjata Polisi Tanpa Sengaja Meletus hingga Tewaskan Driver Ojek Online, Berikut Kronologisnya
Agus meninggal dengan luka tembak di tengkuk dalam penyergapan yang dilakukan aparat Polsek Bojongloa Kidul, yang dipimpin Kanit Reskrim.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Propam Polrestabes Bandung memeriksa empat petugas dari Kepolisian Sektor Bojongloa Kidul pasca-tertembaknya Agus Maulana (23), warga Babakan Ciseureuh RT 04/04, Kelurahan Karasak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, Minggu (1/10/2017).
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo, memastikan proses hukum kasus ini akan berlanjut.
"Proses berjalan. Anggota yang menembak tetap diperiksa, yang membuat LP (laporan polisi) pengeroyokan diperiksa, dan pelaku pengeroyokan juga diperiksa," ujarnya kepada Tribun Jabar melalui pesawat telepon, Senin (2/10/2017) petang.
Agus meninggal dengan luka tembak di tengkuk dalam penyergapan yang dilakukan aparat Polsek Bojongloa Kidul, yang dipimpin Kanit Reskrim, AKP Ade Hermawan, Minggu (1/10/2017) dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB.
Peristiwa ini terjadi di Jalur Tol Mohamad Toha.
Baca: Hujan Peluru di Festival Musik Bikin Penonton Panik, 50 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Saat itu, polisi hendak meringkus pelaku dua pengeroyokan yang kebetulan sedang berada di sana.
Hendro memastikan, semua anggota kepolisian yang ada di lokasi kejadian saat itu sudah sesuai prosedur.
Mereka membawa surat tugas penangkapan dua orang pelaku pengeroyokan yang dimaksud.
"Semua sudah sesuai. LP ada, surat izin ada, dan (izin) senpi (senjata api) masih berlaku. Tapi, untuk kepastiannya kami masih menunggu (hasil pemeriksaan Propam)," ujarnya.
Ketika melakukan penangkapan, ujar Kapolrestabes, anggota polisi memang menyamar sebagai pemuda biasa.
Kondisi itu rupanya dimanfaatkan oleh dua pelaku pengeroyokan yang hendak mereka tangkap.
Salah seorang dari mereka berteriak bahwa anggota polisi, yang ketika itu berpakaian preman, adalah orang yang pernah memukulnya.
Baca: Setya Novanto Mengidap Penyakit Tumor Tenggorokan
Inilah yang kemudian memprovokasi warga, termasuk Agus Maulana, untuk mengeroyok anggota polisi berpakaian preman yang sedianya akan melakukan penangkapan itu.
Dalam kehiruk-pikukan itu, kata Kapolrestabes, Bripka Pepe Ahmad Mustofa, tengah memegang pistol dengan tangan kanannya berhasil memegangi Agus dengan tangan kirinya.
"Pada saat itu korban (Agus) meronta-ronta dan ada yang menarik-narik korban karena masih ada keributan. Akhirnya, tanpa sengaja senjata meletus dan mengenai tengkuk korban," ujarnya.
"Kejadian ini tidak terduga. Proses akan tetap berjalan," kata dia.
Dalam insiden Minggu dini hari itu, kata Kapolrestabes, empat polisi terluka dan sempat dibawa ke rumah sakit.
Semalam, kondisi mereka sudah membaik, tapi AKP Ade, yang juga terluka, masih dirawat di RS Hermina Bandung.
Ikhlas
Hingga kemarin siang, sejumlah pelayat masih terlihat berdatangan ke kediaman keluarga korban di Babakan Ciseureuh.
Baca: Gamawan Fauzi Disebut Terima Honor Rp 10 Juta, Agun Gunandjar Rp 5 Juta
Suasana duka masih kental terasa. Sejumlah petugas polisi berpakaian preman sesekali terlihat di antara kerumunan tetangga dan pelayat.
Suhendarto (33), kakak korban, hanya mengatakan bahwa penanganan hukum menyangkut kematian Agus sudah mereka serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
Keluarga, ujarnya, tak ingin peristiwa malang yang menimpa adiknya itu menjadi sesuatu yang berkepanjangan.
"Ini sudah takdir. Kami sudah ikhlaskan kepergian almarhum. Proses hukumnya kami serahkan kepada kepolisian. Ini hanya kesalahpahaman dan mungkin kelalaian dari pihak polisi," katanya di rumah duka.
Suhendarto mengatakan, adiknya tertembak karena membela temannya yang ditangkap polisi di Jalan Mohamad Toha.
Agus tidak tahu bahwa temannya yang ditangkap polisi itu adalah buron polisi. (Tim Tribun Jabar)