Warga Trauma Saksikan Kampungnya Terbakar
Para ibu-ibu ini lebih memilih berdiri di tepi jalan menghindari siraman air dan percikan api yang berkobar di empat rumah
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sejumlah ibu rumahtangga yang tinggal di Jl Zainul Arifin/Kampung Kubur, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah menangis sembari menjaga barang-barangnya saat kebakaran.
Para ibu-ibu ini lebih memilih berdiri di tepi jalan menghindari siraman air dan percikan api yang berkobar di empat rumah.
Salah seorang perempuan yang kebetulan ditemui Tribun tak henti-hentinya menangis sembari memeluk sebuah foto yang terbingkai dengan kayu. Perempuan itu mengaku trauma ketika melihat kobaran api.
"Saya takut dan trauma kejadian tahun 2001 terulang lagi. Pada tahun 2001, kampung ini pernah habis terbakar," ungkap perempuan yang ditaksir berusia 46 tahun itu, Selasa (3/10/2017).
Baca: Misteri Hilangnya Umar Ali Saat Kebakaran, Sampai Sekarang Tak Jelas Keberadaannya
Dengan mengenakan daster seadanya, wanita yang mengenakan kalung tali berbentuk tambang berwarna kuning itu mengaku tengah menunggu keluarganya.
Kata dia, keluarganya masih berada di dalam rumah mengemasi barang-barang.
"Cuma ini yang bisa saya bawa. Takut sekali saya," katanya dengan bibir gemetaran.
Di lokasi kejadian, polisi berseliweran mencari saksi-saksi yang mengetahui insiden kebakaran ini.
Dari informasi sementara, diduga kuat api muncul karena puntungan rokok.
Saat itu, salah satu pemilik rumah bernama Rames diduga lupa mematikan rokok yang ditaruhnya di asbak dengan tilam. (Ray/tribun-medan.com)