Mondar-Mandir di Desa Parpaden Pirman Sempat Disangka Teroris
Gara-gara mondar mandir di Desa Parpaden, Kecamatan Kutalimbaru tanpa melapor, Pirman pun sempat dianggap sebagai teroris.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Orang baru yang kerap datang ke satu daerah tanpa melakukan pendataan ke kepala lingkungan atau kepala desa kadangkala mudah sekali dicurigai sebagai teroris atau pelaku kejahatan.
Seperti halnya yang dialami oleh Pirman (26) warga asal Desa Partimahan Saroha, Kecamatan Padangsidempuan ini.
Gara-gara mondar mandir di Desa Parpaden, Kecamatan Kutalimbaru tanpa melapor, Pirman pun sempat dianggap sebagai teroris.
Walhasil, polisi yang mendapat laporan itu turun ke lokasi dan lebih dulu menemui Kepala Desa Parpaden, Setia Budi Sinulingga.
Baca: Jhenerly dan Slamet Tak Menyangka Unggahannya di Medsos Berujung Tewasnya Dua Pendekar Silat
"Warga curiga dengan saudara Pirman ini karena membawa tas kemana-mana. Kemudian, warga tidak ada yang mengenali dia," ungkap Kapolsek Kutalimbaru, AKP Martualesi Sitepu, Sabtu (7/10/2017).
Mantan Wakapolsek Medan Barat ini mengatakan, setelah berkoordinasi dengan kepala desa dan warga, Pirman kemudian dibawa ke Polsek.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Pirman sudah enam hari tinggal di satu masjid kawasan Batang Kuis.
Setelah terlunta-lunta, Pirman diberikan uang oleh nazir masjid agar pulang ke kampung halamannya.
Saat menaiki angkutan, Pirman malah diturunkan di simpang Tuntungan.
Baca: Puluhan Trenggiling Dilepasliarkan di Kawasan Taman Nasional Zamrud
"Saudara Pirman berjalan kaki sejauh 25 kilometer hingga sampai ke Desa Parpaden. Setelah kami tanyai, ternyata saudara Pirman ini mengalami stres," kata Martualesi.
Pirman stres lantaran baru bercerai dengan istrinya. Ia ditinggal oleh istri dan anak-anaknya.
"Ketika dipanggil warga, dia sempat lari. Disitu warga mulai curiga," ungkap mantan Kanit Reskrim Polsek Delitua ini.
Setelah mengetahui siapa Pirman, Martualesi kemudian mengantarkannya ke halte bus.
Polisi kemudian memberikan uang dan membelikan tiket bus untuk Pirman agar bisa pulang ke kampung halamannya.
Saat ini, Pirman sudah berada di stasiun bus Batang Pane. (Ray/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.