Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengungsi Tidur di Rumah Jabatan Bupati Beralaskan Kardus

Lantaran kardus merupakan alas tidur, maka di setiap tenda penampungan, anak-anak rajin menyapu lantai kardus tersebut

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pengungsi Tidur di Rumah Jabatan Bupati Beralaskan Kardus
Pos Kupang
Lantaran kardus merupakan alas tidur, maka di setiap tenda penampungan, anak-anak rajin menyapu lantai kardus tersebut. 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Frans Krowin

TRIBUNEWS.COM,KUPANG – Sejak mengungsi ke Rumah Jabatan Bupati Lembata Senin (9/10/2017) lalu,  pengungsi tidur beralaskan kardus selama empat hari terakhir.

Lantaran kardus merupakan alas tidur, maka di setiap tenda penampungan, anak-anak rajin menyapu lantai kardus tersebut.

Mereka menjaga kebersihannya, kardus itu pula mereka menggunakannya untuk duduk saat makan.

Keterbatasan lainnya, adalah ember dan gayung untuk kebutuhan kamar mandi, kurang.

Padahal di tempat itu begitu banyak warga yang mengungsi. Bahkan kamar mandi dan WC pun sangat terbatas.

Olehnya, para pengungsi ada yang harus meminjam kamar mandi atau WC pada warga yang berdomisili di sekitar Rumah Jabatan Bupati Lembata.

Berita Rekomendasi

Baca: Usai Resepsi di Bandung, Ini Potret Aktivitas Bella dan Emran di Malaysia, Nomor 5 Manis Banget

Ada pula yang meminjam kamar mandi dan WC pada kantor-kantor pemerintah yang ada di sekitarnya.

Disaksikan Pos-Kupang.com, Kamis (12/10/2017), di halaman depan Rujab Bupati tersebut, terdapat beberapa tenda. Semua tenda penampungan itu terisi oleh anak-anak, para ibu maupun remaja perempuan.

Bila pagi hingga sore hari, tenda penampungan itu ramai oleh anak-anak dan kaum perempuan terlebih ibu-ibu. Sedangkan laki-laki dan perempuan dewasa lainnya bekerja. Ada yang pulang kampung melihat rumah dan memberi makan ternak, ada juga yang kembali mencari nafkah.

Data yang diperoleh Pos-Kupang.com menyebutkan, di tempat penampungan tersebut terdapat 428 pengungsi. Dari jumlah tersebut, 38 di antaranya adalah anak-anak. Para pengungsi umumnya berasal dari Kecamatan Ile Ape Timur.

Sejumlah pengungsi menyebutkan, saat ini memang ada banyak keterbatasan. Mereka tidur beralaskan gardus yang diambil dari bekas barang bantuan. Sementara tas pakaian digunakan sebagai bantal.

Baca: Pasar Properti Dalam Negeri Masih Berpotensi Tumbuh

Meski kondisi yang dihadapi seperti itu, tutur pengungsi yang tak menyebutkan namanya, mereka tidak mempersoalkannya. Sebab yang paling penting bagi mereka adalah bisa tidur dengan tenang, aman dan nyaman.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Frans Dangku, mengatakan, di tempat penampungan tersebut, kekurangan ada di sana-sini. Tenda kurang, tikar tidak ada, dan masih banyak lagi.

Untuk itu, katanya, sesungguhnya masih dibutuhkan uluran tangan para pihak untuk membantu sesama warga yang kini sedang berada di tempat tersebut. Bantuan itu semata untuk meringankan kegelisahan para pengungsi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas