Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Pemuda Kena Tampar Orangutan, Begini Kisahnya

Warga mengaku baru kali ini melihat satwa tersebut di hutan Tangse, padahal pelepasliaran Orangutan sudah beberapa kali dilakukan.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dua Pemuda Kena Tampar Orangutan, Begini Kisahnya
TRIBUN KALTIM/TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
DIREHAB - Satu individu orangutan beraktifitas di pulau hutan buatan Borneo Orangutan Survival (BOS) Samboja Lestari di Samboja Kutai Kartanegara, Rabu (17/5). BOS melakukan penyelamatan dan rehabilitasi terhadap orangutan agar bisa kembali ke habitat aslinya di hutan alami. (TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN) 

Kedua warga itu yakni Anwar (38) dan Dedy (20) yang juga diperkirakan masuk hutan tanpa izin Panglima Uteun atau Polhut untuk mencari buah jernang yang tumbuh liar di kawasan hutan lindung Tangse itu.

Kedua lelaki itu pulang melintasi jalur yang sama yang dilalui delapan warga Gampong Pulo Baro.

“Saat dalam perjalanan pulang, Anwar dan Dedy dihadang seekor Orangutan yang sama, dan kemudian menampar muka Anwar dan menjepitnya di bawah ketiak binatang berbulu itu," katanya.

Dedy yang berdiri di belakang pun mengayunkan parang ke arah satwa dilindungi ini.

Saat terkena parang, binatang itu pun melepaskan Anwar dan melarikan diri ke arah hutan.

"Kedua pemuda yang ketakutan itu pun langsung pulang ke rumah,” ungkap Iptu Nurman.

Peristiwa penyerangan oleh hewan setinggi 1,5 meter, berbulu hitan dan menyerupai manusia ini, sontak menjadi cerita populer yang tersebar luas (viral) di media sosial, pastinya dengan ditambah “bumbu” hoak yang meningkatkan dramatisasi atas kejadian itu.

Berita Rekomendasi

“Berkembang isu ada warga yang tewas diserang Orangutan. Namun setelah dicek, tidak benar informasi tersebut (hoak), meski sempat beredar luas di media sosial (medsos),” kata Kapolsek Tangse, Iptu Nurman.

Warga dan sejumlah pemuda pun ramai-ramai mencari satwa dilindungi itu namun hingga berita ini diturunkan, mereka belum menemukan jejaknya.

Saat ini, Orangutan itu masih berkeliaran di Hutan Lindung Gampong Pulo Baro yang mungkin memang telah menjadi habitat baru bagi satwa kunci itu.

Iptu Nurman Ali, menambahkan pihaknya mulai membangun koordinasi dengan Muspika Tangse dan Imum Mukim Layan yang bertanggung jawab atas wilayah hutan tersebut, untuk menangani satwa dilindungi itu.

Bahkan, kehadiran manusia di kawasan lindung juga harus dibatasi dengan mengeluarkan kebijakan (qanun) di tingkat mukim, dan pelaksanaannya dilakukan oleh Panglima Uteun bersama Polhut/KPH terkait.(naz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas