Penutupan Transportasi Online di Balikpapan Bikin resah
Berawal dari informasi grup WhatsApp soal keberlangsungan transportasi online, bak adegan flash mob yang tiba-tiba memancing orang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Ratusan pengemudi taksi online dan ojek online berkumpul di depan Ruko Balikpapan Baru, Kamis (12/10/2017). Mereka resah, atas kebijakan Pemkot Balikpapan melalui Dinas Perhubungan menutup operasional transportasi berbasis online sejak Rabu (11/10) kemarin.
Berawal dari informasi grup WhatsApp soal keberlangsungan transportasi online, bak adegan flash mob yang tiba-tiba memancing orang turut serta di tiap gerakan.
Ratusan pengemudi dan pengendara ojek online dari berbagai penjuru Balikpapan berkumpul di satu titik, yakni Ruko Balikpapan Baru. Solidaritas, perasaan senasib dan sepenanggungan memastikan asap dapur terus mengepul berhasil menyatukan mereka.
Baca: Dikira Jadi Perkasa Ternyata Lelaki Ini Tewas Setelah Bercinta
Baca: Gencar Lakukan Razia, Ini 7 Model Plat Nomor yang Diincar Polisi
"Saudara-saudara kami di sini tidak demo. Mereka sebenarnya ingin memastikan bisa kerja kembali. Mereka memanggil sampai akhirnya terkumpul banyak. Kalau demo, kami akan ikuti prosedur yang berlaku," ujar M Ali Amin, Koordinator Go-Jek se Balikpapan di tengah kerumunan ratusan ojek online.
Panasnya tensi antara pengemudi angkutan konvensional dan taksi online yang berbuntut penganiayaan turut ia suarakan. Ali meminta polisi turun tangan menangani kasus tersebut agar tak terulang yang berakibat mengganggu kondusifitas Kota Balikpapan.
"Tolong yang menganiaya orang kami diproses secara hukum. Kami minta dimediasi, jangan sampai dimanfaatkan orang yang tidak berkepentingan," tegasnya
Kehadiran ratusan pengendara transportasi online ini, bukan mengatasnamakan pekerja dari aplikasi tertentu. Ia meminta seluruh rekan sesama pengguna moda transportasi berbasis aplikasi daring menahan diri dan menjaga keamanan kota ini tetap kondusif.
"Go-Jek di Balikpapan ada sekitar 8.000 lebih. Kalau itu dikerahkan buat apa. Kita bukan mencari power-poweran, tapi cari rejeki," ungkap Amin.
Soal desakan penutupan operasional transportasi online, khususnya taksi online turut ia suarakan. Terpenting satu hal, pemerintah harus tegas soal aturan dari pemerintah pusat.
"Tapi jangan Go-Jek dan Grab Bike. Kalau sampai Go-Jek dan Grab-bike ditutup, kami akan demo besar-besaran," ucapnya yang disambut sorakan massa "Betul,betul!"
Ditemui terpisah di Mapolres Balikpapan, M Syamsi Arifin, koordinator Grab-Bike Balikpapan yang ikut serta dalam mediasi antara polisi dengan pengendara ojek dan pengemudi taksi online menjelaskan beberapa hasil kesepakatan dalam pertemuan yang difasilitasi Wakapolres Kompol Yolanda E Sebayang.
Kesepakatan pertama, kata Syamsi para pengemudi diminta mendesak manajemen baik Go-Car, Uber, dan Grab-Car menyiapkan payung hukum perizinan pengangkutan penumpang di daerah, mengingat selama ini perizinan masih di tingkat pusat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.