Banyak Pengemis dan Pengamen di Akses Jalan Bandara Juanda Surabaya Bikin Risih
Akses utama menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya kembali dipenuhi pengemis, Senin (16/10/2017).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Akses utama menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya kembali dipenuhi pengemis, Senin (16/10/2017).
Setidaknya tiap akses menuju bandara baik ke Terminal 1 dan Terminal 2 ini selalu ada pengemis.
Pantauan Surya.co.id di akses Bandara Internasional di lampu metah Mc Donald Sedati ke arah T1 dan lampu merah Pabean Jl Juanda juga ada pengemis.
Begitu juga di pertigaan besar Aloha sisi selatan atau arah pulang juga ada pengemis.
Tidak hanya pengemis, aksi asongan dan pengamen juga menjadi pemandangan yang saban hari ditemui calon penumpang.
Mereka yang hendak ke Terminal Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo itu merasa risih.
"Bikin kurang nyaman saja karena ketok-ketok jendela juga," ucap Agus Sujoko, salah satu pengendara yang hendak ke T1.
Di perempatan lampu merah Mc D itu, dia menghentikan mobilnya karena lampu menyala merah. Seketika itu juga pengemis berkerudung dan bertopi menghampiri mobil Agus.
Aksi pengemis perempuan itu cenderung nekat karena mengetuk jendela mobil.
Agus pun memilih mengeluarkan uang recehan untuk segera berharap pengemis itu berlalu.
Demikian hampir tiap hari para pengguna jalan dan penumpang yang hendak ke Bandara Juanda disuguhi pemandangan ulah pengemis.
Tidak hanya pengemis, pengamen juga kerap beraksi di lampu merah akses utama ke Bandara Juanda.
Para perusak kenyamanan penumpang di jalan menuju Bandara Juanda itu mencegati para penumpang di perempatan lampu merah Jalan By Pass Juanda di Sedati.
Pantauan di lokasi, mereka terlihat mondar-mandir dari ujung depan antrean mobil hingga antrean terakhir di perempatan lampu merah Mc D Sedati.
Aksi ini dilakukan hingga lampu menyala hijau baru mereka menepi.
Saat hijau mereka berteduh dan kembali beraksi begitu lampu kembali menyala merah.
Pantuaan sepanjang Senin siang tadi, mereka pengemis dan pengamen bebas beraksi di lampu merah di akaes utama bandara itu.
Di perempatan 2 km menjelang Bandara Juanda itu juga tak ada petugas keamanan atau patroli.
Baik dari petugas keamanan Bandara Juanda atau TNI AL selaku pemilik lahan di Bandara Juanda.
Begitu juga Satpol PP atau petugas polisi juga tak ada yang menertibkan mereka.
Menurut Kurniadi, salah satu penjual minuman di perempatan Sedati Mc D, pengemis beroperasi pagi hingga pukul 16.00.
Baik dari sisi menuju T1 bandara maupun sisi meninggalkan T1 bandara di perempatan lampu merah Sedati itu dikuasai pengemis.
Penumpang yang hendak berangkat maupun pulang pasti menemui pengemis.
Beberapa penumpang yang ditemui di Terminal Bandara Juanda meminta agar pengemis ditertibkan. Selain bikin tak nyaman juga merusak estetika.
"Ada baiknya memang dilarang keras pengemis meminta-minta di akses menuju Bandara. Saya tidak tahu apakah Satpol PP daerah setempat atau petugas bandara yang patut menertibkan mereka," ujar Dwi Harini, penumpang yang lain.
Pernah suatu hari beberapa hari lalu surya.co.id melihat ada anggota TNI berseragam turun dari motor di lampu merah Pabean ke arah T2.
Rupanya petugas itu menghalau pengamen dari para punk-punk.
Petugas ini mengusir paksa dan membentak agar pengamen dengan sebagian besa bertato dan telinga ditindik itu. Pengamen dari para bocah anak muda itu pun lari tunggang-langgang.
Namun begitu petugas itu berlalu, pengamen itu balik lagi.
Para pengemis dan pengamen itu memang beraksi sepanjang hari. Mereka tak mengenal waktu dan cuaca. Cukup bermodal penutup kepala dan menengadahkan tangan para pengemis itu mengumpulkan uang.
Harini mengimpikan agar akses bandara itu seperti di Kota
Surabaya yang steril dari pengemis. Petugas menangkapi dan mendata pengemis dan langsung mengirimnya ke Liponsos.
Apakah di perempatan Mc D dan lampu merah Pabean T2 itu wewenang Pemkab Sidoarjo.
"Tidak ada salahnya dipasang rambu larangan dan ancaman bagi pelanggar. Bisa jadi pengemis itu menganggap tidak dilarang mengemis di akses bandara," kata Harini.