Buaya Terdampar di Areal Persawahan, Tak Masuk Perangkap Warga Malah Kembali ke Sungai
Warga Desa Kedungwinangun sempat digegerkan dengan kemunculan buaya di areal persawahan setelah Sungai Luk Ulo di desa itu meluap.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Warga Desa Kedungwinangun sempat digegerkan dengan kemunculan buaya di areal persawahan setelah Sungai Luk Ulo di desa itu meluap, Selasa (17/10/2017).
Keselamatan warga Desa Kedungwinangun, Klirong Kebumen nyaris terancam saat perangkap yang mereka pasang pada moncong buaya dibalas serangan balik predator itu.
Buaya sempat mengamuk dan mengejar para pawang amatiran yang lari tunggang langgang ke berbagai penjuru.
Sayang, alih-alih tertangkap, buaya itu lepas dan kembali ke Sungai Luk Ulo hingga tak lagi terlihat.
Kepala Resort Seksi Wilayah Konservasi Cilacap Rahmat Hidayat mengatakan, kemunculan buaya di sawah yang bukan habitat aslinya ini sebenarnya momentum tepat untuk melumpuhkan buaya itu.
Sayang, warga terlalu gegabah bertindak tanpa dibekali kemampuan dan teknik khusus menangkap buaya.
Baca: Anggota Satpol PP Alami Peristiwa Aneh Usai Mengamankan Benda Mirip Jenglot di Rumahnya
"Sebenarnya kami berharapnya buaya itu tetap terjebak di sawah, sehingga lebih mudah dilumpuhkan," katanya, Rabu (18/10/2017).
Rahmat mengatakan pihaknya menerima laporan kemunculan buaya itu kemarin, Selasa (17/10/2017) pukul 09.00 WIB.
Pihaknya berjumlah 6 orang lantas bergerak menuju lokasi kejadian dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam dari kantor di Cilacap.
Sayang, buaya itu lebih dulu lepas ke sungai pukul 09.30 WIB saat petugas masih dalam perjalanan.
Padahal, mereka telah menyiapkan tim atau tenaga khusus yang telah berpengalaman menjinakkan satwa buas.
"Ada tenaga yang biasa mengatasi satwa liar," katanya.
Baca: Usai Berikan Pertanyaan kepada Santri, Jokowi: Ngapain Tengok-tengok, Bilang Saja Minta Sepeda
Metode untuk menangkap buaya yang dipakai menggunakan perangkap tali yang dimasukkan ke mulut buaya.
Saat buaya itu berontak dan memutar-mutar tubuhnya, tali yang telah menjeratnya itu justru akan semakin melilit.
Dengan demikian, mulut buaya itu akan terkunci dan gampang untuk dilumpuhkan.
Meskipun perangkap sederhana itu bisa dibuat mudah, butuh teknik dan kemampuan khusus untuk menerapkannya.
Warga tidak dianjurkan menangkap buaya tanpa dibekali pengalaman dan kemampuan khusus karena justru bisa membahayakan keselamatannya.
"Kalau menemui buaya itu, sebaiknya laporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) atau aparat setempat," kata dia.
Dalam kejadian kemarin, warga seharusnya tetap membiarkan buaya itu tenang di sawah.
Tindakan tepat warga usai melihat keberadaan buaya itu adalah dengan mengisolasinya di sawah.
Bukan malah mengerumuni satwa itu dengan massa yang banyak.
Keramaian itu justru memicu buaya stres hingga berusaha lepas menghindari kerumunan.
"Harusnya diisolasi sambil menunggu petugas datang untuk menangkap," katanya.
Rahmat optimis bisa mudah melumpuhkan buaya itu jika masih terjebak di sawah.
Lingkungan sawah bukan tempat nyaman bagi buaya yang biasa tinggal di perairan sungai.
Beda halnya jika buaya itu masih berada di sungai yang merupakan habitat aslinya.
"Kalau sudah masuk sungai lebih susah ditangkap. Kita yang kalah karena rumah buaya itu di perairan," kata Rahmat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.