Jenglot yang Bikin Heboh Warga akan Dilarung ke Pantai Kenjeran
Tiga hari pasca penemuan jenglot di Pesisir Pantai Kenjeran, pihak Kecamatan Bulak berencana akan melarungnya, Rabu (18/10/2017).
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tiga hari pasca penemuan jenglot di Pesisir Pantai Kenjeran, pihak Kecamatan Bulak berencana akan melarungnya, Rabu (18/10/2017).
Hal ini disampaikan Suprayitno, Camat Bulak saat ditemui Surya.
Pria yang sering disapa Prayit ini menjelaskan, agar tidak jadi tontonan sekaligus menimbulkan pikiran mistis, pihaknya akan segera memusnahkannya.
"Penemuannya Senin (16/10/2017) sore, kami belum bertindak karena masih menunggu apa pemiliknya akan mengambil benda ini. Jika tidak ya kita larung saja bersama para nelayan," katanya.
Sebelumnya, masyarakat Surabaya dihebohkan penemuan jenglot.
Jenglot tersebut pertama kali ditemukan warga Kenjeran di Pantai Batu-Batu, Surabaya, Senin (16/10/2017).
Baca: Anggota Satpol PP Alami Peristiwa Aneh Usai Mengamankan Benda Mirip Jenglot di Rumahnya
Warga yang saat itu sedang bersantai di pantai melihat sosok seorang laki-laki turun dari sepeda motor dan berjalan ke pantai.
"Orang itu kemudian membuang sebuah kotak cokelat seperti kotak peti mati," jelas Suprayitno, Kepala Kecamatan Bulak, Surabaya, Selasa (17/10/2017).
Karena penasaran, warga pun iseng mendekati kotak warna cokelat yang berserakan di bebatuan pemecah ombak.
Warga pun takut saat melihat ada boneka cokelat dan kain putih berserakan di sekitar kotak cokelat tersebut.
"Saat itu mau maju melihat gak berani tapi penasaran mau melihat. Akhirnya warga melaporkan ke petugas Satpol PP yang bertugas," ujar Suprayitno menceritakan kesaksian warga.
Suprayitno mengatakan, boneka mirip jenglot ini terbuat dari kulit hewan dan tulang hewan asli yang sudah dikeringkan.
Hanya saja saat ditanya akan taring dan rambut yang ada di boneka jenglot, tak ada yang tahu apakah itu rambut asli atau bukan.
"Temuannya kemarin (Senin 16/10/2017). Warga sempat geger dan bertanya-tanya apakah ini jenglot asli apa bukan," tandasnya.
Baca: Massa Tagih Janji Anies-Sandi: Kalau Ini Direlokasi Lagi, Berantem Aja
Jenglot itu kemudian diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Surabaya.
Namun, seorang petugas Satpol PP tersebut justru mengaku mengalami hal yang mengerikan.
Sri Purnomo Irawan, petugas Satpol PP itu merupakan petugas yang mengamankan jenglot dari Pantai Batu-batu Kenjeran, Surabaya, pada Senin (16/10/2017).
Sri sapaan akrabnya ini mengaku biasa-biasa saja tanpa ada rasa takut saat mengambil jenglot di Pantai Kenjeran.
"Tapi malamnya usai pulang dari kantor Kecamatan Bulak saya mandi. Setelah mandi masuk dapur jenglotnya berdiri di pinggir kompor," ujarnya, Selasa (17/10/2017).
Hanya saja, jenglot yang menemuinya saat Senin (16/10/2017) malam itu tidak bergerak dan tanpa ada ekspresi menakut-nakuti.
"Saya melihat cukup lama ada sekitar satu menit. Saya langsung menyampaikan salam (Assalamuallaikum) saja," ujarnya.
"Saat itu juga gak ada bau kemenyan atau bunga. Biasa-biasa saja dan saya yakin ini bukan halusinasi saya," tandasnya.
Baca: Usai Berikan Pertanyaan kepada Santri, Jokowi: Ngapain Tengok-tengok, Bilang Saja Minta Sepeda
Figur Hominoid
Menurut Wikipedia, jenglot adalah figur hominoid yang berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang.
Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan, dan Bali.
Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia.
Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana.
Secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Melalui foto sinar rontgen, tidak ditemukan unsur tulang (sebagai penyangga organ mahluk hidup) namun hal yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas.
Setelah diperiksa oleh Dokter Djaja Surya Atmaja dari Universitas Indonesia, ternyata lapisan kulit itu memiliki DNA mirip primata sejenis manusia.
Akan tetapi, penyelidikan asal usul jenglot secara medis hanya dihentikan sampai di sana karena pemilik jenglot tidak mengizinkan jenglot dibedah, agar tidak ada hal buruk yang terjadi.
Legenda jenglot juga diangkat ke dunia hiburan, terutama untuk tema misteri dan supranatural.
Film Indonesia berjudul Jenglot Pantai Selatan disutradarai oleh Rizal Mantovani, dirilis pada Februari 2011.
Ada juga kesimpulan yang mengatakan jenglot itu dibuat dengan proses mumifikasi dari beberapa spesies, seperti kepala monyet yang disambung dengan ekor kuda sebagai rambutnya.
Menurut mitos jenglot dikatakan bahwa dulunya adalah manusia yang memiliki ilmu batara karang yang tubuhnya makin lama makin mengecil.
Jenglot banyak diperjualbelikan, tapi kebanyakan tidak lebih dari hanya sekedar boneka yang di bentuk sedemikian rupa menggunakan kulit tupai, kelelawar atau binatang lainnya.
Jenglot yang asli dapat di manfaatkan untuk mengambil harta terpendam dari dalam tanah, caranya jenglot di beri makan darah dari golongan darah O, kemudian jenglot akan masuk ke dalam tanah menarik harta terpendam seperti emas.
Namun jenglot yang asli sangatlah langka dan tidak mungkin diperjualbelikan.