Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gua Siluman, Tempat Peristirahatan Sri Sultan HB II itu Kini Kondisinya Memprihatinkan

Nilai sejarah gua siluman kental dengan nafas Keraton Yogyakarta. Karena dulunya, gua tersebut adalah tempat peristirahatan Sri Sultan HB II

Editor: Sugiyarto
zoom-in Gua Siluman, Tempat Peristirahatan Sri Sultan HB II itu Kini Kondisinya Memprihatinkan
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Beberapa sisi bangunan Pesanggrahan Sri Sultan Hamengku Buwono II yang kini disebut Goa Siluman di Desa Wonocatur, Banguntapan, Bantul. 

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Nilai sejarah gua siluman kental dengan nafas Keraton Yogyakarta.

Karena dulunya, gua tersebut adalah tempat peristirahatan Sri Sultan Hamengku Buwono II.

Tapi memang, popularitas Gua Siluman tak seperti Taman Sari, atau peninggalan keraton lainnya di wilayah DIY.

Wajar, karena secara fisik, bangunan gua siluman tak seindah Taman Sari.

Bahkan cenderung seperti bekas bangunan lama yang sebentar lagi roboh.

Baru ketika dilihat dari sisi sebelah selatan gua, mulai terlihat keindahannya seperti pintu masuk dengan hiasan Manuk Beri.

Baca: Goa Siluman, Tempat Tinggal Nona Muda Sampai Mitos Penglaris

Berita Rekomendasi

Tapi seperti hanya sampai di sini saja keindahan Gua Siluman. Selebihnya, adalah visual tembok lawas dengan warna abu kecoklatan.

Melongkok ke dalam gua berupa lorong selebar sekitar tiga meter tampak tembok lembab yang sepertinya tak pernah tersentuh tangan perawatan.

Bahkan orang mungkin dibuat tidak akan betah berlama-lama di dalam gua karena bau tak sedap menyeruak di hampir semua sisi dalam gua.

Bau tak sedap itu berasal dari limbah rumah tangga yang mengalir tepat di dalam lorong gua.

Aliran tak terlalu deras namun cukup menimbulkan bau.


Seno, seorang warga sekitar mengatakan, dulunya aliran itu adalah jalan air sisi utara untuk irigasi sawah ke sisi selatan gua.

Beberapa sisi bangunan Pesanggrahan Sri Sultan Hamengku Buwono II yang kini disebut Goa Siluman di Desa Wonocatur, Banguntapan, Bantul.

"Jadi dulu tidak bau karena air sawah, tapi semakin lama makin banyak penduduk yang datang akhirnya ikut teraliri limbah rumah tangga," kata Seno beberapa waktu lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas