Tren Kegempaan Gunung Agung Menurun Tapi Potensi Erupsi Masih Ada
Sutopo menjelaskan bahwa tren kegempaan Gunung Agung semakin menurun sejak statusnya dinaikkan menjadi status awas pada 22 September lalu.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa tren kegempaan Gunung Agung semakin menurun sejak statusnya dinaikkan menjadi status awas pada 22 September lalu.
Namun dari hasil pengawatan kawah Gunung Agung, potensi letusan Gunung Agung masih tetap ada.
"Kita lihat sejak 22 September, trendnya semakin menurun, bahkan sejak 19 Oktober kemaren terjadi penurunan kegempaan," kata Sutopo saat menggelar jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2017).
Baca: Suruh Anaknya Lapor Polisi Kalau Motornya Dibegal, Warsito Berharap Bisa Dapat Asuransi
Sutopo menjelaskan, pola pergerakan kawah Gunung Agung mendekati level waspada, namun sampai saat ini Gunung Agung belum meletus.
Pasalnya, sudah 34 hari status awas diberlakukan, namun hingga kini Gunung Agung belum memberikan tanda akan meletus.
"Sudah 34 hari status awas diberlakukan, sampai saat ini Gunung Agung belum meletus," ujar Sutopo.
Baca: Jenazah Korban Sulit Dikenali, Polisi Andalkan Tes DNA
Namun dari hasil pengamatan satelit, Sutopo menjelasakan bahwa rekahan-rekahan kawah masih terjadi terutama di bagian tengah kawah.
Sehingga, potensi terjadinya letusan Gunung Agung masih akan terjadi.
"Aktivitas magma berada sekitar 4 kilometer dari kawah gunung. Kalau itu erupsi, erupsinya tidak sebesar tahun 1993," ucap Sutopo.
Untuk itu, saat ini BNPB masih melakukan penanganan terhadap pengungsi karena masih ada potensi meletusnya Gunung Agung.
Baca: BNPB: Banjir Biasanya Menggenangi Kampung Pulo Kini Bergeser ke Wilayah Kemang
Untuk saat ini, tercatat dari sensus penduduk tahun 2010, sekitar 185.865 penduduk masih tinggal di radius zona berbahaya.
Dan 134.500 jiwa pengungsi berada di 390 titik tersebar di sembilan kabupaten di Provinsi Bali.