Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konstruksi Tol Pasuruan-Probolinggo Ambruk, ini Cerita Korban yang Mengiranya Sudah Meninggal

Sugiono (49) warga Tanjungenim, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo hanya bisa meringis kesakitan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Konstruksi Tol Pasuruan-Probolinggo Ambruk, ini Cerita Korban yang Mengiranya Sudah Meninggal
SURYA/GALIH LINTARTIKA
Girder Pembangunan Flyover Proyek Tol Pasuruan-Probolinggo Ambruk di Desa Cukurgondang, Jawa Timur. Minggu (29/10/2017). Dari peristiwa tersebut menelan korban meninggal dunia yang lainnya dalam perawatan medis, 1 truk kontener, mobil pickup, dan dua sepeda motor, kasus ini ditangani Kapolres Pasuruan Kota. (SURYA/GALIH LINTARTIKA) 

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Sugiono (49) warga Tanjungenim, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo hanya bisa meringis kesakitan.

Korban luka dalam insiden runtuhnya konstruksi tol Pasuruan-Probolinggo ini terbaring lemah di ruang UGD RSUD Bangil.

Sebelumnya, Sugiono sempat menjalani perawatan intensif di RS Soedarsono Purut Kota Pasuruan.

Sugiono menderita luka berat akibat tertimpa konstruksi bangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Pasuruan - Probolinggo (Paspro) di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.

Kepada Surya, Sugiono, sapaan akrabnya, mengaku tak mengira bisa selamat dari insiden nahas tersebut.

"Saya kira, saya sudah tidak bakalan hidup lagi. Saya sudah pasrah," katanya.

Sugiono saat menjalani perawatan di RS, Minggu (29/10/2017). (surabaya.tribunnews.com/galih lintartika)
Sugiono saat menjalani perawatan di RS, Minggu (29/10/2017). (surabaya.tribunnews.com/galih lintartika) ()

Saat kejadian, Sugiono ini sedang mengemudi pikap. Ia mengaku hendak mengambil barang. Saat tepat di bawah girder, ia kaget.

Berita Rekomendasi

"Saya kayak kejatuhan bulan. Brakkk. Saya kaget. Saya lihat ke belakang ternyata sudah tertimpa girder itu," jelasnya.

Ia mengaku sempat bersyukur. Namun,setelah melihat posisinya terjepit body mobil, ia mulai pasrah.

"Saya sudah pasrah. Saya pesimis bisa keluar dari situasi dan kondisi itu," paparnya.

Namun, ia mendengar banyak support yang mendorongnya untuk keluar dari runtuhan girder tersebut.

"Saya dengar banyak yang support saya. Saya bersyukur sekali. Saya dibantu masyarakat setempat untuk keluar dari sana," ungkap dia.

Menurutnya, ia sempat tertahan di dalam pikap beberapa waktu. Dikatakannya, posisi saat itu sudah terjepit.

"Saya bersyukur bisa selamat sampai saat ini. Tapi, jujur saya masih trauma kalau diminta ingat-ingat yang tadi. Kaki kanan saya sekarang tidak bisa digerakkan, katanya sih patah," pungkas dia.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas