Kepala Syahbandar Gilimanuk Meninggal Setelah Sempat Kritis Akibat Kecelakaan
Setelah sempat berjuang selama beberapa jam melawan masa kritisnya, Kepala Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk, I Made Astika akhirnya meninggal dunia.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Setelah sempat berjuang selama beberapa jam melawan masa kritisnya, Kepala Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk, I Made Astika menghembuskan napas terakhirnya.
Ia dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (4/11/2017) sekitar pukul 01.30 dinihari tadi.
Seorang keponakan korban, Wiwin Meliana mengatakan, berdasarkan penjelasan tim medis kepada keluarga besar korban, Astika tewas lantaran menderita luka dalam pada bagian dadanya.
"Pas meninggal aku sih lagi tidak di rumah sakit. Tapi kata keluarga, dia (Astika) meninggal karena dadanya itu hancur. Seperti luka dalam begitu. Mungkin karena terbentur saat kecelakaan," ujarnya saat dihubungi melalui saluran telepon seluler.
Kini jenazah Astika sudah disemayamkan di rumah duka, di Desa Anturan, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Baca: Makam Orang yang Meninggal Hari Selasa Kliwon Dijaga Warga dan Polisi hingga 7 Malam Berturut-turut
"Jenazahnya sudah dibawa pulang sekitar jam 07.00 pagi tadi," tutup Wiwin.
I Made Astika mengalami kecelakaan pada Jumat (3/11/2017) sekitar pukul 15.00 Wita.
Lokasinya di jalur Singaraja-Gilimanuk, atau lebih tepatnya di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.
Mobil yang dikendarainya hancur akibat menghantam truk tanki, dan membuatnya tak sadarkan diri.
Dalam kecelakaan tersebut, Astika mengalami patah tulang pada bagian kaki kiri dan kanannya.
Ia sempat terjepit di kursi kemudi selama beberapa menit sebelum akhirnya berhasil dievakuasi.
Oleh warga sekitar bersama dengan aparat kepolisian Polsek Gerokgak, Astika langsung dilarikan ke RS Shanti Graha, Seririt, untuk mendapatkan penanganan medis.
Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP Suartika mengatakan, kronologi kecelakaan yang menimpa pejabat teras Pelabuhan Gilimanuk ini bermula saat mobil Toyota Avanza dengan nomor polisi DK 1264 W yang dikendarai oleh Astika melaju dari arah barat menuju ke timur.
Setibanya di lokasi kejadian, Astika pun bermaksud menyalip sepeda motor yang melaju tepat di depannya.
Baca: Aiptu Huda Meninggal Tertimpa Gawang, Kerabat Mengenalnya sebagai Sosok yang Bertanggungjawab
Namun nahas dari arah yang berlawanan muncul truk tanki bermuatan material semen dengan nomor polisi P 9301 UX yang dikemudikan oleh Hendrik Joko (39).
Tabrakan "adu jangkrik" pun tak dapat dihindarkan.
Bagian depan mobil Avanza yang dikemudikan oleh Astika menghantam bagian depan truk, hingga mobil Avanza berwarna putih tersebut hancur tak berbentuk.
Pria asal Desa Anturan, Kecamatan Banjar, Buleleng, ini juga sempat terjepit di kursi kemudi selama beberapa menit, hingga akhirnya berhasil dievakuasi oleh petugas kepolisian dan warga sekitar.
"Ya kecelakaan terjadi karena saat hendak menyalip sepeda motor di depannya, pengemudi Avanza (Astika, red) mengambil jalur terlalu ke kanan. Kesimpulannya karena si pengendara Avanza yang kurang berhati-hati. Mobilnya hancur," kata AKP Suartika.
Pihak kepolisian sektor Gerokgak sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta memeriksa sejumlah saksi yang ada di lokasi kejadian.
"Sudah olah TKP dan mengamankan barang bikti. Sopir truknya masih dimintai keterangan di Mapolsek Gerokgak," ujarnya.
Baca: Disebut Setya Novanto Ngarang, Ganjar: Ngapain Ngarang Cerita, Memang itu yang Saya Alami
Setelah beberapa jam menjalani perawatan di RS Shanti Graha, Seririt, pihak medis terpaksa merujuk Astika ke RSUD Buleleng untuk penanganan lebih lanjut.
dia tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng sekitar pukul 17.30 Wita dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Astika saat itu langsung menjalani perawatan di IGD RSUD Buleleng.
Namun sayang, dini hari tadi, Astika dinyakatakan meninggal dunia.
Masalah Keluarga
Seorang keponakan Astika menuturkan, sejatinya Astika baru kali ini berangkat kerja ke Pelabuhan Gilimanuk dengan membawa kendaraan sendiri.
Biasanya, pamannya itu selalu berangkat kerja dengan menumpang pada salah seorang keponakannya bernama Hendra Januarta (20) yang bekerja di Pelabuhan Celukan Bawang.
"Biasanya selalu nebeng sama Hendra, biar irit bensin. Karena dia (Astika) selalu bolak-balik Gilimanuk-Lovina. Tadi tumben bawa mobil sendiri. Kecelakan terjadi saat dia mau pulang. Pas pulang itu pun sebenarnya beriringan dengan Hendra. Posisi mobilnya Hendra agak jauh di belakang," terang wanita berkacamata ini.
Ia pun menyebutkan jika akhir-akhir ini sang paman memang sedang mengalami banyak masalah di internal keluarganya.
"Ya mungkin kurang konsentrasi saat nyetir. Memang lagi ada masalah di keluarga. Pas Galungan dia sempat curhat dengan keluarga besar kalau dia lagi ada masalah. Tapi kami dari keluarga sih biasa-biasa saja, tidak terlalu mengaitkan masalah yang dia alami dengan kejadian kecelakaan ini," terangnya.
Sementara itu, Tata Usaha (TU) Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, Ni Komang Yuliani, mengaku sudah memiliki firasat terkait musibah kecelakaan yang menimpa Astika.
Pasalnya, saat berada di kantor, atasannya tersebut kerap berupaya mendekati dirinya.
Hal ini berbeda dari hari-hari biasanya yang terkesan cuek.
Bahkan, korban juga sempat meminta petunjuk atau pertimbangan terkait pekerjaan di kantor dengan dirinya.
"Memang saya sempat ada firasat karena hari ini beliau tumben secara intens berkomunikasi dengan saya, beda dengan hari biasa yang hanya sekadarnya saja. Pikir saya kok tumben ya, kira-kira ada apa ini dengan beliau," terangnya kepada Tribun Bali, kemarin.
Baca: Kasus Ujaran Kebencian, Mantan Gubernur Kepri Sebut Horjani Belum Meminta Maaf
Menurut Yuliani, sebelum terlibat kecelakaan korban juga sempat menerima tamu dari kantor pusat hingga sekitar pukul 13.00 Wita.
Sepulang tamu tersebut, korban kemudian minta izin pulang kantor lebih awal dengan mengemudikan mobil kantor lantaran ada sesuatu yang mendesak di rumahnya di Buleleng.
Namun sayang nasib berkata lain, bukannya bertemu keluarga di rumah, ayah dua orang anak ini malah terlibat laka dalam perjalanan pulang yang mengakibatkan dirinya dirawat intensif di RSUD Buleleng.
Mendapat kabar laka yang menimpa atasannya tersebut, ia kemudian mengutus satu di antara staf untuk turut mendampingi dan melaporkan kondisi korban berikut dengan kerusakan kendaraan kantor yang dikemudikannya.
Atas kejadian ini pihaknya juga akan melaporkan musibah laka ini ke kantor pusat agar segera bisa diambil tindakan selanjutnya.
Terutama, terkait kekosongan posisi Syahbandar Gilimanuk yang diperkirakan akan berlangsung cukup lama mengingat luka parah yang diderita oleh Astika.
"Nanti akan kami laporkan dulu kondisi ini ke kantor pusat. Biasanya kalau sudah begini kantor pusat akan menunjuk seorang pelaksana tugas untuk menggantikan tugas-tugasnya. Apalagi dekat-dekat ini akan berlangsung angkutan Natal dan Tahun Baru jadi agak sedikit terganggu juga," tandas Yuliani.