Ditumpangi Imigran Asal Afganistan, Sabar Mengaku Warungnya Makin Laris
Apabila warung mi ayam buka dan melayani pelanggan, Husein pindah ke pos kamling tak jauh dari warung
Penulis: Muh Radlis
Editor: Eko Sutriyanto
"Warga kadang kasih uang ke anak anaknya. Kalau malam saya lihat biasa beli nasi bungkus di warung sana," katanya.
Baca: Dua Truk dan Tiga Mobil Pribadi Kecelakaan Beruntun di Exit Toll Krapyak Semarang
Ada cerita unik yang dialami Subur selama sembilan hari Husein dan keluarganya tinggal di warung.
Meski disediakan kamar mandi di pos kamling lengkap dengan peralatan mandi dan cuci baju, Husein dan anak istrinya rupanya tidak rutin mandi.
"Katanya dari asalnya memang mandi cuma dua hari sekali. Jadi mereka tidak setiap hari mandi," katanya.
Rejeki Sabar pun bertambah selama sembilan hari itu.
Biasanya, Sabar membuka warugnya setiap jam 12.00 siang dan tutup pukul 21.00 WIB.
"Selama sembilan hari itu saya buka pukul 13.00 tutup pukul 19.00. Lebih cepat habis jualannya sejak mereka di sini. Mungkin itu rejeki dari Tuhan," katanya.
Dwi Alfa Novando, Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Rudenim Semarang, mengatakan, pihaknya tidak bisa menampung Husein dan keluarganya lantaran kondisi penampungan telah kelebihan kapasitas.
Dwi mengaku telah meminta Husein agar kembali ke Bogor.
Baca: Datang ke Nikahan, Bima Arya Akan Minta Kesediaan Kahiyang-Bobby Jadi Warga Bogor
"Setiap hari kami minta kembali ke Bogor tapi tidak mau, mereka memilih tinggal di situ," kata Dwi.
Saat ini Husein dan keluarganya telah dibawa petugas Imigrasi untuk ditempatkan di tempat yang lebih layak.