Kirab Pemuda 2017 di Ogan Ilir Gelar Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci
Ratusan pemuda lintas agama mulai dari Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, Hindu berkumpul menjadi satu
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, OGAN ILIR - Ratusan pemuda lintas agama mulai dari Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, Hindu berkumpul menjadi satu dalam Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) di Pendopoan Perumahan Dinas Bupati Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Selasa, (7/1/2017).
Mereka berdoa bersama serta membaca kitab sucinya masing-masing dalam kegiatan GPMKS bertema "Untuk Persatuan Indonesia" ini.
Meski berbeda kepercayaan, mereka tetap rukun dan harmonis. Satu dari perwakilan masing-masing agama, berksempatan memimpin doa.
GPMKS merupakan rangkaian dari Kirab Pemuda 2017 yang melintasi 34 provinsi se Tanah Air. Kirab Pemuda diikuti 72 pemuda dari 34 provinsi, berkeliling melintasi dan menggelar berbagai kegiatan di seluruh provinsi yang terbagi ke yang dibagi ke dalam dua Zona, Barat dan Timur. Kegiatan ini akan berakhir di Blitar, Jatim pada 6-8 Desember 2017.
Staf Khusus Bidang Pemuda Kemenpora, Zainul Munasichin mengatakan, setiap provinsi hanya satu titik yang disinggahi Kirab Pemuda dan GPMKS, dan di Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Ogan Ilir.
''Deklarasi damai pemuda antar umat beragama merupakan upaya untuk memperkuat rasa persaudaran, persatuan sesama anak bangsa,'' tuturnya.
Sebelum Ogan Ilir (Sumsel), untuk zona I GMKS sudah digelar di sejulah daerah yang telah dilalui Kirab Pemuda 2017, diantaranya Tanjung Selor (Kaltara), Tenggarong (Kaltim), Banjar Baru (Kalsel), Sampit (Kalteng), Ketapang (Kalbar), Batam (Kepri) dan Deli Serdang (Sumatera Utara) dan Padang Panjang (Sumatera Barat).
Sementara GMKS di Zona II diantaranya sudah melewati daerah Sentani (Papua), Kupang (NTT), Praya (NTB), Singaraja (Bali), dan Sorong (Papua Barat) dan Ambon (Maluku) untuk Zona II.
Salah satu perserta yang beragama Budha, Konyen mengaku senang bertemu teman baru dan meningkatkan toleransi antar umat beragama lewat kegiatan GPMKS ini. "Senanglah berdoa bersama ini merupakan menunjukkan ke-Bhinekaan kita," ujarnya.
Sementara Herman, salah satu peserta asal Sekolah Alkitab Palembang mengatakan, baru pertama kali mengikuti kegiatan tersebut.
Dirinya tertarik mengikuti kegiatan GPMS ini karena pengalaman pertama, menambah teman dan meningkatkan persatuan dan kesatuan meski berbeda akidah.
“Saya tertarik karena pengalaman pertama, menambah teman dan meningkatkan persatuan dan kesatuan, meski berbeda akidah,” tuturnya.