Mamah Muda Siksa Anak Hingga Tewas Cuma Gara-gara Sering Ngompol, Ini Kata Psikolog
Seorang buruh cuci harian, Novi Wanti (26) tega menganiaya balita laki-lakinya, GW (5), di sebuah kos-kosan di Jalan Asem Raya, Kebon Jeruk,
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Seorang buruh cuci harian, Novi Wanti (26) tega menganiaya balita laki-lakinya, GW (5), di sebuah kos-kosan di Jalan Asem Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (11/11/2017).
Kejadian ini dilakukannya akibat kesal terhadap GW yang seringkali ngompol.
Penganiayaan dilakukan dengan cara menyabet dengan sapu lidi, menampar, memukul, hingga menutup wajah anaknya dengan plastik, menjerat leher anaknya dengan tali rafia, serta menyemprotkan cairan serangga.
Racun itu masuk ke mulut GW.
Novi sempat berupaya menolong, tapi sekaleng susu cap Beruang tidak bisa menyelamatkan nyawa korban.
Psikolog Klinis dan Trainer Kota Semarang, Maharani Kusumaningrum, M. PSi (29) mengatakan, hal tersebut tidak didorong oleh kejahatan terencana.
"Semua penyiksaan yang dilakukan Novi diakibatkan oleh stres, bukan kejahatan terencana. Nyatanya saat tubuh GW lemas, sang ibu sempat memberi susu dan membawanya ke rumah sakit, " ujarnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (16/11/2017).
Maharani mengatakan, hidup Novi dikelilingi oleh masalah-masalah besar.
"Pertama, di usia 26 tahun, Novi sudah memiliki anak umur 5 tahun. Itu artinya, Novi hamil di usia 20 tahun.
Diberitakan juga, pacarnya tidak bertanggung jawab. Itu artinya, Novi memulai hidup dalam keadaan belum siap menjadi seorang ibu, " tutur Psikolog lulusan Unika Soegijapranata tersebut.
Tinggal di kos, bekerja sebagai buruh cuci, terhimpit ekonomi, dan harus menghidupi anaknya seorang diri, menunjukan kemungkinan bahwa Novi tidak dekat dengan keluarga.
"Novi seperti tidak mempunyai sosok yang selalu mendukung hidupnya. Dia seperti dijauhi oleh lingkungan sosial. Apalagi Novi ini hamil diluar nikah."
Menurut Maharani, keputusan Novi untuk mempertahankan kandungan dan membesarkan anaknya seharusnya mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial.
"Novi melampiaskan semua masalah kepada anaknya. Novi seperti tidak punya sosok yang mau mendengarkan keluh kesah dan mendukungnya," tutur Maharani, pemilik Smile Consultant yang terletak di Jalan Drupadi 2A, Plombokan, Semarang.
Psikolog cantik tersebut menggaris bawahi, dalam keadaan stress berat, solusi paling ampuh adalah memiliki seseorang, dan lingkungan sosial yang mendukung.(*)
Penulis: Wilujeng Puspita Dewi / Tribun Jateng
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.