Ahmad Syaikhu: Kontestasi Politik Tidak Harus Menghilangkan Persahabatan
Ahmad Syaikhu melihat bahwa Pemilu Jabar dapat mendongkrak perolehan suara dalam pemilu 2019 dan pilpres 2019.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ahmad Syaikhu yang saat ini menjabat Wakil Walikota Bekasi menanggapi, bahwa dinamika politik Pilgub Jabar saat ini banyak yang bermain untuk mensukseskan untuk lancarnya pesta demokrasi pada 2018 mendatang.
"Pilgub di Jabar kali ini sangatlah dinamis. Hal itu disebabkan banyaknya kepentingan terhadap pilgub jabar. Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk 46 juta (18 persen dari jumlah penduduk Indonesia) tentu sangat beralasan kalau partai-partai berkepentingan terhadap pilgub Jabar 2018," ungkap Ahmad Syaikhu.
Ahmad Syaikhu melihat bahwa Pemilu Jabar dapat mendongkrak perolehan suara dalam pemilu 2019 dan pilpres 2019.
"Dengan harapan siapa yang dapat memenangkan pilgub Jabar akan bisa mendongkrak perolehan suara partai dalam pemilu 2019 dan pilpres 2019," tambah Pria kelahiran Cirebon 52 Tahun silam.
Mensikapi dinamika seperti ini PKS pun telah memfokuskan kandidat calon wakil gubernur untuk menjangkau sebanyak mungkin simpul-simpul masa di Jawa Barat.
Diberitakan sebelumnya, bahwa komunikasi secara intens telah dibangun dengan berbagai partai politik dan stakeholder Jawa Barat. Itulah sebabnya PKS menunjuk Pjs Ketua DPW PKS Jabar agar komunikasi bisa terbangun lebih efektif.
Sebagai pemegang mandat resmi partai untuk Cagub/Cawagub PKS, Ahmad Syaikhu mangatakan, bahwa telah menjalin komunikasi dengan kandidat lainnya selain Deddy Mizwar.
"Dalam beberapa kesempatan saya sempat bertemu dengan beberapa calon kandidat Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat. Dengan Pak Ridwan Kamil, Pak Dedi Mulyadi, Pak UU dan Pak Iwa, saya kerap bertemu di beberapa kesempatan. Sambil membicarakan masalah tugas-tugas sebagai pimpinan daerah kerap juga membicarakan masalah-masalah Jawa Barat," kata Ahmad Syaikhu.
Pria yang gemar olahraga badminton itu juga mengatakan, bahwa dalam politik itu seperti orang - orang bermain badminton.
"Mereka adalah sahabat-sahabat saya. Kontestasi politik tidaklah harus menghilangkan atau merusak persahabatan walaupun pada akhirnya harus berhadapan. Saya banyak terinspirasi saat saya bermain badminton maka saya mencari lawan bermain. Lawan bermain badminton saya adalah teman berolah raga. Begitu juga halnya dengan kontestasi politik, tentu menjadi tuntutan adanya rivalitas dalam kontestasi. Saya tidak menganggap itu sebagai permusuhan tetapi lebih sebagai teman berdemokrasi," tutup Ahmad Syaikhu.