Herman Deru: Bersatu, Toleran, dan Saling Menghargai Adalah Modal untuk Memajukan Sumsel
Karena toleransi antarsesama bukanlah semata-mata menghormati dan menghargai perbedaan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah menjadi rutinitas agenda tahunan bahwa tanggal 16 November selalu diperingati Hari Toleransi Internasional.
Kampanye hari toleransi digemakan ke semua elemen masyarakat sebagai upaya menyadarkan semua pihak betapa pentingnya hidup rukun, damai penuh toleransi.
Karena toleransi antarsesama bukanlah semata-mata menghormati dan menghargai perbedaan, baik suku, agama, ras, dan etnisitas, namun juga aktif untuk memastikan semuanya setara di mata hukum dan undang-undang.
Demikian inti utama yang bisa diambil dari peringatan Hari Toleransi Internasional yang digelar di seluruh dunia hari ini.
Berkait dengan peringatan ini, calon Gubernur Sumsel Herman Deru menegaskan komitmennya untuk menjadikan pemerintahan yang akan dipimpinnya nanti sebagai pemerintahan yang anti-diskriminasi dan menggalakkan kehidupan masyarakat yang adil dan toleran.
Menurutnya, isu toleransi jangan seolah hanya dikembangkan oleh para aktivis atau organisasi masyarakat sipil tetapi justru harus jadi kandasan pemerintah dalam menjalankan kebijakan.
Deru menyatakan, melakukan pembelaan kepada kelompok yang terdiskriminasi dan melakukan advokasi serta dialog dengan pihak-pihak yang berkonflik adalah tugas pemerintah.
“Memandang semuanya sama di depan hukum, semua berhak mendapatkan keadilan dan perdamaian. Itulah hakikat dari toleransi. Yang sama jangan dibeda-bedakan yang beda jangan disama-samakan,” katanya dalam keterangan yang diterima Jumat (16/11/2017).
Deru meminta agar masyarakat menjaga keharmonisan di negeri yang lahir dari kebinekaan agama dan kepercayan, suku, etnis, serta golongan.
Sumatea Selatan penuh dengan kebinekaan karenanya persatuan harus menjadi kesadaran bersama.
Dengan bersatu tentu akan saling memahami, salif menghargai. Tidak mungkin mau bersatu jika tidak saling toleransi.
“Negeri yang dipayungi Pancasila ini adalah rahmat dari Allah. Demikian juga provinsi Sumsel ini, sudah lewat era pembangunan yang diskriminatif dimana hanya satu dua wilayah terperhatikan, kini saatnya menatap ke depan. Bersatu, toleran dan saling menghargai adalah modal untuk memajukan Sumsel,” katanya.