Penyandera Kabur Setelah TNI Datang
Pangdam Cendrawasih mengatakan setelah sempat terjadi kontak senjata, akhirnya para pelaku memilih melarikan diri.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Upaya pembebasan warga Desa Binti dan Desa Kimbley , Tembagapura, Mimika, Papua, yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), akhirnya ditempuh melalui operasi penyelamatan.
Pangdam Chendrawasih, Mayjend TNI. George Elnadus Supit, saat dihubungi Tribunnews.com, menyebut bahwa upaya itu ditempuh setelah proses negosiasi dengan para penyandera menemui jalan buntu.
"Negosiasi menemui jalan buntu, sehingga kita lakukan operasi penyelamatan," ujarnya.
Tim gabungan yang terdiri dari personil TNI dan Polri dikirim ke lokasi lokasi penyanderaan, untuk membebaskan para sandera. Pangdam Cendrawasih mengatakan setelah sempat terjadi kontak senjata, akhirnya para pelaku memilih melarikan diri.
"Terjadi kontak senjata dengan kelompok separatis, sementara belum ada yang kita bekuk, mereka langsung melarikan diri dengan memanfaatkan medan yang sangat sulit untuk pelarian," ujarnya.
Melalui operasi pembebasan tersebut, seluruh warga yang menjadi korban penyanderaan bisa dibebaskan. Sementara tidak ada satupun aparat yang berpartisipasi dalam operasi penyelamatan itu terluka.
Kepala Penerangan Kodam Cendrawasih, Kolonel Muhammad Aidi, saat dihubungi terpisah menyebut dari pihak TNI, yang berpartisipasi dalam operasi pembebasan sandera itu adalah 13 orang anggota Kopassus TNI AD, dan 30 orang anggota Raider 751 Kostrad TNI AD, dan sejumlah anggota Taipur Kostrad TNI AD.
Penyerbuan oleh aparat dilakukan sejak pukul 04.00 WIB. Sasaran utama pasukan adalah pos-pos penjagaan KKB di wilayah tersebut. Pada sekitar pukul 09.00 WIB, wilayah tersebut berhasil dikuasai.
"Para separatis melarikan diri ke Hutan dan gunung, belum bisa dipastikan apakah kelompok separatis OPM ada yang korban karena cuaca berkabut tebal," katanya.
Setelah wilayah dipastikan aman, seluruh warga pendatang di antara 347 orang sandera, dievakuasi dari lokasi. Warga pribumi tidak ikut dievakuasi, karena memilih untuk tinggal. Untuk pengamanan, pasukan gabungan masih disiagakan di lokasi tersebut.