Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Surabaya Meninggal Karena Virus Tikus, Dua Anaknya Juga Positif Suspect Virus Leptospirosis

Pemerintah Kota Surabaya turun tangan menangani penyakit yang dialami oleh warga RT 10 RW 3 Dukuh Karangan Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung, Suparmi

Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Surabaya Meninggal Karena Virus Tikus, Dua Anaknya Juga Positif Suspect Virus Leptospirosis
ist
Tikus 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya turun tangan menangani penyakit yang dialami oleh warga RT 10 RW 3 Dukuh Karangan Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung, Suparmi dan keluarga.

Saat ini Suparmi dan dua anaknya sedang dirawat intensif di Rumah Sakit Airlangga.

Hasil sementara dua anak Suparmi terdeteksi positif terjangkait virus Leptospirosis.

Virus tersebut disebabkan oleh bakteri yang ada di urine tikus, yang menular ke manusia melalui interaksi langsung maupun tidak langsung.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, mengatakan, tiga pasien tersebut masih dirawat jalan.

"Ketiganya sudah kami ambil sampel darahnya dan dilakukab rapid test. Dari hasil tes cepat itu, dua anak dari Bu Suparmi positif suspect terkena virus Leptospirosis," kata Febria, yang meninjau langsung rumah Suparmi untuk meninjau rumah tinggalnya, Selasa (21/11/2017).

Ia menyebutkan untuk Suparmi, justru kondisinya dari rapid test menyatakan negatif.

BERITA REKOMENDASI

Namun, menurutnya, hasil ini masih sementara diduga.

Rumah Suparmi di RT 10 RW 6 Dukuh Karangan Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung diperbaiki Linmas Pemkot Surabaya. (surya/fatimatuz zahroh)
Rumah Suparmi di RT 10 RW 6 Dukuh Karangan Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung diperbaiki Linmas Pemkot Surabaya. (surya/fatimatuz zahroh) ()

Sedangkan untuk hasil tes keseluruhan masih harus menunggu tujuh hingga sepuluh hari ke depan.

"Untuk hasil Laboratoriumnya masih harus menunggu. Sekarang sampel darah mereka sedang kita bawa ke Salatiga, kira-kira tujuh hari lagi sudah keluar," kata Febria.

Selain menguji sampel darah pasien, Dinkes juga melakukab uji Laboratorium untuk tikus di kawasan kampung RT 10.

Ada sebanyak 18 ekor tikus tertangkap di kampung tersebut dan juga di rumah Suparmi yang dilakukan uji lab.


"Yang kami uji ginjal dari tikus ya. Ginjalnya tikus itu sudah kita bawa juga ke Salatiga untuk tahu apa benar ada bakterinya atau tidak, hasilnya nanti juga sama tujuh hari sampai sepuluh hari ke depan," kata Febria.

Penularan virus ini dominan dari hewan ke manusia. Sedangkan untuk menular ke manusia lain potensinya sangat kecil.

Kecuali melalui hubungan seksual yang terjadi pada manusia yang terjangkit virus atau dalam masa penyembuhan.

"Virus ini ada di tikus. Selain itu juga bisa tersebar lewat nyamuk dan juga sapi dan kucing yang ada bakteri Leptospirosis," ucapnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas