Inspiratif! Mahasiswa Ini Ternak Lebah Hasilkan Madu Berkualitas
Belum ada yang melakukan langkah serupa beternak lebah. Kata Aswin, program mereka ini dijalankan di Bandung, Jawa Barat.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Madu adalah cairan kental yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.
Namun, sekarang ini sangat sulit sekali memperoleh madu asli dengan kualitas terbaik. Karena susahnya mendapatkan madu berkualitas, sejumlah mahasiswa di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penelitian menyangkut lebah madu.
Sejak tahun 2010 hingga sekarang, mahasiswa Fakultas Kehutanan melakukan langkah inspiratif beternak lebah dengan memanfaatkan ladang dan kebun.
Dalam proses pengembangbiakan lebah ini, kalangan mahasiswa menjadikan kebun mangga, kapuk randu, dan karet sebagai lokasi berkembangbiakan hewan pengumpul nektar tumbuhan ini.
"Dari ketiga kebun ini, lebah yang dikembangbiakkan menghasilkan madu yang cukup berkualitas. Ada tiga jenis madu yang dihasilkan sesuai lokasi beternaknya," kata Aswin Sahari (20), mahasiswa Fakultas Kehutanan USU di acara Expo Aksis (Aksi Konservasi Hutan Tropis Sumatera) di Lapangan Merdeka Medan, Rabu (22/11/2017).
Menurut Aswin, ada perbedaan diantara madu mangga, madu kapuk randu, dan madu karet. Madu yang diternak di perkebunan karet, kata Aswin, warnanya cenderung sedikit agak bening kecoklatan.
"Warna lebih gelap dihasilkan lebah yang diternak di perkebunan mangga. Khasiatnya tidak jauh beda, baik bagi lambung dan mengobati mual-mual, serta menambah daya tahan tubuh," kata Aswin.
Di Sumatera Utara sendiri, sambungnya, belum ada yang melakukan langkah serupa beternak lebah. Kata Aswin, program mereka ini dijalankan di Bandung, Jawa Barat.
"Secara spesifik, di Sumatera Utara belum ada perkembangbiakan lebah ini. Kami sendiri mengadakan peternakan di kebun yang ada di Jawa Barat, dibantu oleh dosen," katanya.
Selama mengikuti pameran, madu yang paling banyak diminati masyarakat adalah madu multi. Madu multi ini dihasilkan oleh lebah yang berkembangbiak di hutan belantara.
"Kami juga menjual madu hasil peternakan kami. Harga bervariasi. Untuk ukuran 250 mililiter, kami harga Rp60 ribu. Sedangkan ukuran satu liter, kami hargai Rp175 ribu," ungkap Aswin.
Tak hanya berinovasi dalam hal penghasil madu, mahasiswa kehutanan ini juga berinovasi membuat teh dari daun gaharu. Hanya saja, teh dari daun gaharu ini belum dipasarkan secara luas.
"Tek dari daun gaharu ini berkhasiat sebagai anti oksidan. Aromanya pun wangi, sebagai pengganti aroma terapi," ungkap Aswin. Bagi Anda yang penasaran dengan madu dan teh gaharu ini, silahkan berkunjung ke stan mahasiswa Fakultas Kehutanan pada Expo Aksis di Lapangan Merdeka yang bakal berakhir pada hari ini.