Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asna Desak Densus 88 Bebaskan Anaknya, Ini Alasannya

Selama ini ia mengetahui pekerjaan NH hanyalah berwirausaha dalam bidang jual beli perumahan

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Asna Desak Densus 88 Bebaskan Anaknya, Ini Alasannya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / TITO RAMADHANI
Asna (69) saat berada di rumahnya di Desa Sekuduk, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Selasa (28/11/2017). Ia merindukan NH yang saat ini ditangkap Densus 88 Anti Teror. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM,  SAMBAS - Asna, ibunda terduga teroris bernama NH, mengungkapkan sebagai seorang ibu, ia berharap dugaan atas tergabungnya NH dalam kelompok radikal tidak terbukti.

Ia sangat berharap, NH dapat segera dibebaskan oleh Tim Densus 88 Anti Teror karena ia sangat meyakini, NH tak terlibat dalam jaringan terorisme.

"Harapan saya, mudah-mudahan anak saya tidak apa-apa. Mudah-mudahan selamat dari masalah ini. Mudah-mudahan anak saya tidak melakukan seperti yang dituduhkan," ungkapnya menahan tangis saat ditemuindi kediamannya, Selasa (28/11/2017).

Asna (69) saat berada di rumahnya di Desa Sekuduk, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Selasa (28/11/2017).

Ia merindukan NH yang saat ini ditangkap Densus 88 Anti Teror.

Baca: Warganya Ditangkap Densus 88, Ini Kata Ketua DPRD Sambas

Berita Rekomendasi

Ia mengaku sangat merindukan NH, terlebih setelah mengetahui NH saat ini tengah dirundung masalah serius.

"Saya sangat merindukan NH. Sebagai ibu, tentunya saya sangat menyayanginya, terlebih lagi anak saya baru dua, siapa yang tidak sayang dengan anak," ujarnya.

Asna menjelaskan, dari dua suaminya yang keduanya telah meninggal, masing-masing memiliki satu anak.

NH memiliki saudara tiri yang saat ini bekerja di Brunei Darussalam

"Anak saya yang di Brunei namanya Dl, umurnya sekarang mungkin sekitar 31 tahun. Dia adiknya NH, dia lahirnya tahun 1986. NH sama Dl ini beda ayah. Kedua suami saya itu sudah meninggal semua," jelasnya.

Di rumah tersebut, Asna hidup seorang diri. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, ia hanya mengandalkan kiriman puteranya atau pun dari kerabatnya yang tinggal di Desa Sekudu.

"Di rumah ini saya tinggal sendirian. Untuk kebutuhan hidup dari anak-anak saya, kadang-kadang Dl kirim uang untuk saya, sedanglah dia ngirimi saya, karena dia kan sudah berkeluarga juga. Istrinya orang Sambas juga, dia kerja di Brunei," terangnya.

Baca: Densus 88 Lacak Pemberi Dana Terduga Teroris Pontianak

Ditambahkannya, selama ini ia mengetahui pekerjaan NH hanyalah berwirausaha dalam bidang jual beli perumahan.

"Kalau NH kerja jual-jual rumah perumahan begitu. Kalau NH jarang kirim uang, terakhir dia datang kasi saya Rp 100 ribu, karena anaknya 5 orang, bagaimana mau kasih saya lebih kan. Kalau Dl ngirim pun bukan tiap bulan, untungnya saya sendirian, jadi cukup untuk saya makan," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas