Jumadi Tidak Menyangka Bekas Warganya Dibekuk Densus 88 dan Polda Kalbar
Jumadi mengaku terkejut dan tidak percaya mantan warganya ini menjadi seorang terduga teroris
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Berdasarkan bukti identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP), terduga teroris bernama NH (36) beralamat satu di antara gang di Jalan Parit Tengah, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat.
Pria kelahiran Sekuduk tanggal 7 Juni 1981 ini dibekuk oleh Densus 88 Anti Teror dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalbar di Bandara Internasional Supadio, Senin (27/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIB.
Tribun Pontianak mencoba menelusuri alamat itu guna memastikan apakah benar terduga merupakan warga setempat.
Ketua RT setempat, Jumadi membenarkan bahwa NH sempat menjadi warganya.
Ia menikah dengan seorang wanita asli setempat bernama DA.
Baca: Perangi Terorisme, Arab Saudi Bentuk Koalisi Militer
Namun, saat ini NH dan istrinya sudah tidak menjadi warganya.
"Kalau lihat foto wajah dan identitasnya, orang ini benar warga kami bernama NH. Tapi, sudah lama tidak tinggal di sini," ungkapnya kepada awak media, Selasa (28/11/2017) siang.
NH dan istrinya sudah menarik dokumen sebagai warganya dan pindah ke tempat lain.
Jumadi mengaku terkejut dan tidak percaya mantan warganya ini menjadi seorang terduga teroris.
"Saya terkejut, ndak percaya dan tidak menduga. Sudah dicabut berkas-berkas kependudukannya. Saya tidak tahu sekarang pindah kemana. Sudah lama tidak pernah ke sini," terangnya.
Ia pun menegaskan tidak tahu-menahu NH diduga terlibat dalam jaringan radikal dan ekstrimis.
Baca: Tak Ingin Citra Islam Rusak, Putra Mahkota Saudi Ingin Hapus Terorisme dari Bumi
Jumadi hanya mengetahui NH merupakan warga pendatang dari Kabupaten Sambas.
"Dia (NH_red) asal Sambas. Nikah sama wanita asli sini. Kalau rumah di alamat identitas itu rumah orangtua istrinya. Jadi itu rumah mertuanya NH," jelasnya.
Jumadi menerangkan semenjak menikah dengan istrinya, NH memang pernah tinggal di tempat mertuanya.
Kendati demikian, Nurul Hadi bersama istri tidak selamanya tinggal di alamat itu.
Terkadang, NH membawa istri dan anak-anak ke daerah asalnya, Kabupaten Sambas.
"Anaknya ada lima. Masih kecil-kecil (usia sekolah_red). Ada juga yang masih balita. Kalau dia dan istrinya pulang ke Sambas dibawa semua anaknya. Ndak pernah ditinggal di rumah mertuanya," imbuhnya.