Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Agar Meyakinkan, Komplotan Penipu Ini Berpenampilan Seperti Tokoh Agama, Pakai Sorban dan Kopiah

Aksi komplotan penjahat yang menyaru kyai memakai sorban di Jember ditangkap anggota Subdit III/Jatanras Polda Jatim.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Agar Meyakinkan, Komplotan Penipu Ini Berpenampilan Seperti Tokoh Agama, Pakai Sorban dan Kopiah
Surya
Tiga pelaku kejahatan salah satunya macak ala kiai dirili Ditreskrimum Polda Jatim, Selasa (28/11/2017). (surya/anas miftakhudin) 

Mereka adalah Muhammad Yazid, 50, asal Kraton, Pasuruan. Perannya pura-pura bertanya pada korban dan menarik paksa korban ke mobil.

Muhammad Yusuf, 33, warga Kraton, Pasuruan berperan sebagai driver mobil dan mencari calon korban.

Ketika penangkapan berlangsung, polisi menyita sebuah mobil sewaan merek Toyota Avanza hitam N 1554 DN, sebuah smartphone, enam buah cincin emas hasil kejahatan, serta uang tunai sebesar Rp 1 juta dari hasil penjualan cincin.

Kasubdit III/Jatanras AKBP Bobby P Tambunan, menjelaskan aksi ketiga penjahat yang terekam CCTV itu berlangsung 8 Oktober lalu di Jember.

Baca: Bertahun-tahun Cabuli Kedua Anaknya, Seorang Ayah di Jakarta Barat Menyesal Usai Ditangkap Polisi

Ketika itu, tersangka mempedayai, SM, 84, warga Sumbersari, Kabupaten Jember. Dalam CCTV itu tersangka Muhammad Yazid turun dari mobil dan pura-pura tanya pada korban.

Tak lama kemudian, korban dibawa ke tersangka Samsul yang berlagak seperti kyai. Samsul yang usianya sudah udzur, mengatakan jika perhiasan yang dikenakan harus disucikan.

Berita Rekomendasi

Sembari komat-kamit, Samsul menepuk pundak korban. Perhiasan yang melingkar di tangan Ny SM dilepas dan korban disuruh kembali lagi. Usai melakukan kejahatan, komplotan ini langsung kabur.

"Tersangka ini sudah beberapa kali melakukan aksi serupa di Jatim dan terus saya koordinasikan dengan polres/ta jajaran," tandas AKBP Bobby.

Sesuai keterangan ketiga tersangka, daerah yang kerap menjadi sasaran adalah Trenggalek, Blitar, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Ponorogo, Malang, Sidoarjo dan Jember.

"Tersangka biasanya beroperasi pada pagi dan sore hari. Mereka memanfaatkan waktu saat ibu-ibu di luar rumah," ujarnya.

Modus yang dilakukan komplotan ini, cukup piawai. Ia selalu gonta-ganti mobil agar tidak terlacak. Mobil tersebut adalah mobil sewaan. Tidak itu saja, tersangka juga mengganti pelat nomor mobil palsu yang selalu dibawa di mobil.

"Kebanyakan mobil yang disewa oleh tersangka adalah jenis mini bus (Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia)," jelasnya. 

Penulis: Anas Miftakhudin

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas