Ngaku Dapat Wangsit, Pria Ini Melakukan Ritual Berendam di Lahar Dingin Gunung Agung
Apa yang dilakukannya ini bisa terbilang berbahaya meski dipercaya sebagai suatu petunjuk secara niskala.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA – Di tengah fase kritis Gunung Agung dan dampak-dampak yang ditimbulkannya, Jero Kuncir Gimbal membuat heboh media sosial (medsos), Selasa (28/11/2017).
Apa yang dilakukannya ini bisa terbilang berbahaya meski dipercaya sebagai suatu petunjuk secara niskala.
Ditemui Tribun Bali di rumahnya di Denpasar, pria asal Buleleng ini mengungkap alasan 14 hal yang dilakukannya di lahar dingin Gunung Agung.
Baca: Akibat Erupsi Gunung Agung, 43.358 Orang Mengungsi di 229 Titik Lokasi Pengungsian
Ia mengaku mendapat petunjuk niskala yang menuntunnya untuk melukat di lahar dingin.
Meski diakuinya tak termasuk dalam rencananya yang berawal karena penasaran
Pria asal Buleleng ini kemudian merasakan energi yang sangat kuat dari lahar dingin yang disentuhnya.
"Saat saya menyentuh dan mencelupkan kaki saya merasakan energi yang luar biasa. Dan saya punya hati nurani dan feeling, saya harus melukat di sini," terang pemuja Siwa ini.
Jero melukat seadanya dengan menghaturkan canang, kopi susu sebagai persembahan, dan mengaku membawa lima batu yang disinyalir memiliki energi yang kuat saat berendam di dalam lahar dingin.
Beberapa bagian tubuhnya juga dibasuh dengan lahar dingin.
Waktu pengelukatannya bertepatan dengan waktu Tri Sandya atau tepat pukul 12.00 Wita.
Jero Kuncir mengaku merasakan tarikan dari arah utara. Secara kebetulan ia bertemu dengan seorang Jero Mangku di tempatnya melukat.
Malamnya, ia bermimpi bertemu seseorang untuk menyuruhnya melukat namun sebelum itu, harus menunggu kedatangan orang lainnya untuk ikut melukat bersama.
"Jero Mangku bilang mungkin saya orang yang diajak melukat bersama seperti petunjuk dalam mimpinya. Saya memang saat itu ingin melukat," tuturnya.
Menurut keyakinannya, lahar dingin adalah energi peleburan dan sangat bagus untuk melukat, pemujaan Siwa serta permohonan keselamatan untuk semesta.
Ia pun merendam tubuhnya di dalam lahar dingin yang kala itu arusnya cukup deras.
"Saya hampir terseret arus, saya ingin puja, bersila, berbaring karena saya sudah pasrah apapun yang terjadi. Dalam artian saya puja berdasarkan petunjuk niskala," jelasnya.
Mengaku ikhlas dengan apapun yang terjadi sampai apabila harus korbankan nyawa
Setengah jam berendam di dalam lahar dingin, ia mengatakan juga sempat meminum lahar dingin tersebut. Rasanya disebut hambar saat menelan tiga tegukan
Ia melanjutkan perjalanan spritualnya menuju Pura Beji dan menghaturkan pejati untuk memohon kebersihan dan kesucian.
Merasa energinya luar biasa usai melukat dan terasa panas. Mengaku akan mandi kembang pada hari ini, Rabu (29/11/2017). (I Dewa Made Satya Parama)