Kresek Merah dari Manggala Bikin Pleno KPU Makassar Memanas
KPU akhirnya melaksanakan pleno penetapan jumlah dan sebaran dukungan yang disetor pasangan Moh Ramdhan Pomanto dan Indira Mulyasari.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Dewi Agustina
Ia meyakini kantong dukungan itu disetor ke KPU pada pukul 00.04 Wita, tanggal 30 November yang artinya melewati empat menit dari deadline penyetoran dukungan yakni tanggal 29 November paling lambat pukul 24.00 Wita.
Hal itu menurut Mutmainnah diperkuat dengan adanya bukti rekaman CCTV hotel.
"Mengapa itu direkomendasikan, karena kita sepakat mengikuti aturan yang ada. Ini adalah rekomendasi yang dilengkapi bukti CCTV yang kami pantau di hotel. Itu (penyetoran dukungan) terlihat waktu yang ditetapkan lewat 4 menit sekian detik, dan itulah aturan. Saya saksikan sendiri di CCTV, dan itu valid, saya rekam dari HP saya," tutur Mutmainnah membela diri.
Mendengar penjelasan Mutmainnah, suara LO DIAmi mulai meninggi.
Ia balik mempertanyakan alasan panwaslu membuka rekaman CCTV tanpa melibatkan LO dan KPU, lalu kemudian mengambil keputusan untuk menangguhkan dukungan dalam kresek itu sementara LO dan KPU tidak dilibatkan.
"Mestinya melibatkan kami untuk membuka CCTV hotel, dan kami keberataan akan hal itu. Anda mengambil kebijakan dengan tak melibatkan paslon dan KPU. Memang dukungan paslon kami telah melewati jumlah, tapi artinya kebijakan tidak boleh diambil sendiri-sendiri. Saya menghargai koridor panwas, tapi ini anda mengambil keputusan secara pribadi," kata Abdul Haris dengan nada tinggi, sambil menunjuk Mutmainnah di depannya.
Baca: Kaisar Jepang Resmi Turun Takhta 30 April 2019, Digantikan Putra Mahkota Akishinomiya
Saat Abdul Haris berbicara, Mutmainnah mencoba menimpali, namun belum sepatah kata dikeluarkan, salah satu tim paslon DIAmi menggebrak meja dengan begitu keras hingga membuat kaget seiisi ruangan.
"Hormati orang yang bicara, anda jangan memotong, seenaknya," kata pria yang duduk di samping Abdul Haris dengan suara tak kalah tinggi, dan juga sambil menunjuki Mutmainnah.
Saat Abdul Haris melanjutkan protesnya, gebrakan meja kembali dilakukan pria tersebut.
Penyebabnya, Mutmainnah menelepon saat sang LO yang malam itu memakai kacamata hitam sibuk mempertanyakan keputusan panwaslu.
"Anda bekerja serius dong, anda tidak menghargai kami," kata Abdul Haris yang kembali mengagetkan seisi ruangan, bahkan membuat beberapa simpatisan DIAmi yang awalnya berdiri di luar ruangan ikut masuk menyaksikan perdebatan.
Mutmainnah yang sempat membela diri selanjutnya lebih banyak diam. Komisioner KPU yang berada di sampingnya mencoba menenangkan situasi.
Mereka meminta tim DIAmi mengambil langkah administratif jika merasa keberatan.