Pulau Bakung, Benteng Pengamanan Negara dari Penyakit Sapi Impor
Pulau dengan luas 5.716 hektar dan dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang terkonsentrasi di pesisir pantai timurnya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pulau Bakung, merupakan satu dari 604 pulau dalam wilayah administrasi, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) yang sedang diusulkan sebagai Pulau Karantina, tempat mengisolasi puluhan ribu ekor sapi impor dari zona.
Pulau dengan luas 5.716 hektar dan dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang terkonsentrasi di pesisir pantai timurnya, memiliki kondisi geografis yang cukup strategis, karena berada di lintasan pelayaran domestik dan internasional.
Bukan hanya itu, posisinya yang berbatasan langsung dengan Kota Batam, Singapura dan Malaysia, merupakan keunggulan komparatif yang dimiliki Pulau Bakung. Selain itu, pulau ini juga dikelilingi ratusan pulau - pulau kosong sebagai penyangganya.
Baca: Dua Pelajar Mesum di Kamar Mandi Sekolah
"Keunggulan Pulau Bakung itu, sudah saya sampaikan ke pak Mentan dan Wapres. Sebagai wilayah terdepan, Pulau Bakung siap jadi benteng pengamanan negara dari ancaman penyebaran penyakit sapi impor dari zona," ungkap Bupati Lingga, Alias Wello.
Mantan Ketua DPRD Lingga yang akrab disapa Awe ini menceritakan ihwal munculnya nama Pulau Bakung sebagai salah satu kandidat Pulau Karantina Sapi sebagaimana dimanahkan oleh Undang – Undang Nomor : 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Kebetulan, saat kunjungan kerja pak Mentan, Andi Amran Sulaiman ke Lingga tahun lalu, kami naik kapal laut. Di situ saya tunjukkan beberapa pulau yang potensial dijadikan Pulau Karantina dan sentra pengembangan agribisnis peternakan berbasis pulau," kenangnya.
Pasca kunjungan Mentan ke Lingga, Awe tak tinggal diam. Ia terus mencari referensi dan mitra yang bisa diajak kerjasama untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang potensi yang dimiliki Pulau Bakung dan ratusan pulau - pulau kosong di wilayah kerjanya.
Oleh seorang teman, Ia diperkenalkan dengan Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan SDM Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. I Gede Suparta Budisatria. Dari pertemuan itu, Ia mengaku kagum dengan pengetahuan tentang peternakan yang dimiliki Sang Professor.
"Dari situlah muncul kesepakatan menurunkan tim survey untuk memastikan daya dukung lahan Pulau Bakung sebelum diusulkan sebagai Pulau Karantina secara resmi kepada Menteri Pertanian," kata Awe.
Dari hasil survey pendahuluan itu, tim Fakultas Peternakan UGM menyimpulkan Pulau Bakung layak ditetapkan sebagai Pulau Karantina. Kelayakan itu dilihat dari daya dukung lahan yang memadai untuk penyediaan sumber hijauan pakan dan pasokan sumber air bersih.
Selain itu, Pulau Bakung juga memiliki kontur lahan yang landai dan sedikit berbukit, dengan ketinggian rata - rata 5 sampai 6 meter di atas permukaan laut dan tidak diperuntukkan bagi pengembangan budidaya ternak ruminansia sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lingga.
Awe berharap, pulau ini dapat tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kawasan strategis nasional pemasukan ternak ruminansia indukan yang berasal dari zona untuk dilakukan tindakan karantina dengan prinsip pengamanan maksimum di Pulau Karantina.