Kunjungan Wisatawan Menurun Drastis Meski Hotel di Ubud Turunkan Tarif hingga 30 Persen
Erupsi Gunung Agung yang menyebabkan kunjungan wisatawan ke Bali menurun drastis, betul-betul memukul insan dan industri pariwisata Bali.
Editor: Dewi Agustina
![Kunjungan Wisatawan Menurun Drastis Meski Hotel di Ubud Turunkan Tarif hingga 30 Persen](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/beberapa-longchair-di-pantai-geger-tampak-kosong_20171207_101748.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Erupsi Gunung Agung yang menyebabkan kunjungan wisatawan ke Bali menurun drastis, betul-betul memukul insan dan industri pariwisata Bali.
Hotel-hotel di Ubud bahkan terpaksa menurunkan tarifnya hingga 30 persen, mulai dari hotel berbintang maupun non bintang, untuk menyiasati situasi sulit ini.
Ketua Ubud Hotels Association (UHA), Adit Pande, Rabu (6/12/2017) mengatakan, semua hotel di Ubud sudah melakukan penurunan tarif mencapai 30 persen.
Mulai dari hotel bintang V, IV, hingga kelas melati.
Meskipun harga diturunkan, kata dia, tetap tidak mendongkrak okupansi (tingkat keterisian) hotel. Sebab sejumlah negara telah melakukan larangan kepada warganya berkunjung ke Bali.
"Semua (tarif) hotel sudah turun sekitar 30 persen. Tapi tidak begitu signifikan menaikkan okupansi. Karena, contohnya, tamu China, Pemerintah China sudah membuatkan larangan travel agent-nya menjual tiket ke Bali, sampai Januari," ujar Adit.
Baca: Pengacara Tetap Yakin Setya Novanto Menang Praperadilan Jilid II
Menanggapi penurunan tarif ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, mengaku sangat sedih dan prihatin.
Ia berharap hotel-hotel tidak melakukan banting harga seperti ini.
"Penurunan tarif ini terjadi secara parsial. Kasus per kasus, sebab menjadi kebijakan masing-masing perusahaan. Tapi kami PHRI sebenarnya tidak berharap banting harga seperti ini, karena nanti akan sulit untuk menaikkannya lagi," katanya kepada Tribun Bali, Rabu kemarin.
Baginya, persoalan utama pariwisata Bali saat ini bukan karena harga kamar yang mahal.
"Tetapi karena tidak ada tamu, sehingga kebijakan saling banting harga hanya memindahkan tamu dari satu hotel ke hotel lainnya, dan tidak mengubah volume," jelas tokoh pariwisata yang juga pemilik hotel di Ubud ini.
Namun ia tak memungkiri, kemampuan masing-masing perusahaan dalam menghadapi kondisi ini juga beraneka ragam sehingga pihaknya tidak bisa mengintervensi.
Sementara Ketua Bali Hotels Association (BHA), Ricky Putra, memberikan jawaban diplomatis terkait hal ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.