Mendes Apresiasi Program DMPA APP Sinar Mas
Karena, program tersebut sejalan dengan program kementeriannya, yakni menerapkan model bisnis Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo mengapresiasi program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang diinisiasi Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.
Karena, program tersebut sejalan dengan program kementeriannya, yakni menerapkan model bisnis Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).
"Purkades ini sejalan dengan program DMPA yang diinisiasi Sinar Mas, yang prinsipnya sama membuat klaster ekonomi dari hulu sampai hilir sehingga produk yang dihasilkan masyarakat desa bisa meningkatkan prekonomian masyarakat," kata Mendes usai membuka seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bertajuk 'Kemitraan Strategis untuk Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan’ di Jambi, Senin (11/12/2017) sebagaimana dalam keterangannya.
Pihaknya mengapresiasi APP Sinar Mas yang turut berkontribusi dan bersinergi dengan program pemerintah yang termaktub dalam program ketiga Nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Baca: ISEI Kunjungi Kelompok Tani Binaan APP Sinar Mas di Jambi
Selain itu menurutnya, Sinar Mas telah menunjukan program DMPA yang memberikan pembinaan kepada masyarakat desa di sekitar konsesinya itu, mulai dari hulu hingga hilir dan akses pasar produk yang dihasilkan oleh masyarakat binaannya.
"Membuat satu model Purkades, dan Sinar Mas sudah menunjukkan programnya hingga menjamin pasarnya, dan dengan program ini juga dapat membantu pemerintah karena kendalanya dalam membuat program kalau pasarnya tidak disiapkan maka akan percuma," katanya.
Ketua Umum ISEI Muliaman D Hadad mengatakan, program DMPA merupakan salah satu upaya terobosan dalam semangat pembangunan kolaborasi.
"Perusahaan bekerjasama dengan masyarakat sekitar konsesinya, tidak hanya membangkitkan nilai ekonomi, tapi sekaligus memberdayakan masyarakat dan menjadi model yang sangat baik. Saya kira pemerintahpun sudah melihat ini sebagai satu model yang bisa diterapkan," katanya Muliaman menambahkan.
Sementara itu, pada penghujung 2015, APP Sinar Mas memperkenalkan program DMPA yang merupakan penyempurnaan dari berbagai program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.
"Awalnya, inisiasi DMPA adalah untuk mitigasi kebakaran serta perambahan hutan dan lahan di sekitar konsesi perusahaan. Namun dalam perkembangannya, peranan DMPA semakin menyeluruh tak hanya mitigasi, tapi sekaligus membangun kemandirian sosial dan ekonomi warga pedesaan melalui wanatani ramah lingkungan, termasuk pengentasan sengketa tenurial di wilayah tersebut,” ujar Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto.
Menurut dia, melalui kerjasama dengan dukungan lintas pihak, program ini berpotensi untuk terus dipertajam sehingga bisa menjadi wahana pelaksanaan sejumlah program pemerintah.
"Kemendes PDTT punya program Prukades, kemudian ada program Perhutanan Sosial di Kementerian LHK, dan juga ada program Reforma Agraria di Kementerian Agraria dan Tata Ruang. DMPA menyentuh sebagian besar hal itu," kata G. Sulistiyanto menambahkan.
Program DMPA merupakan gerakan terintegrasi dalam memberdayakan masyarakat di wilayah konsesi dan sekitar konsesi APP Sinar Mas beserta mitra pemasoknya, untuk mengembangkan mata pencaharian sehari-hari.
Sedangkan landasan utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini adalah dengan memanfaatkan bidang agroforestri (wanatani).
Masyarakat diarahkan dan dibina untuk berdaya dan sejahtera secara sosial-ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya yang sesuai dengan potensi dan karakteristik lokal, sekaligus memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar.
APP-Sinar Mas, menyiapkan dana bergulir hingga 10 juta Dollar AS untuk pembentukan 500 Desa Makmur Peduli Api di sekitar konsesi perusahaan di pulau Sumatera dan Kalimantan.
Program DMPA ini mulai dibentuk di lima provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Yakni di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Seminar ISEI ini menghadirkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Ahli pertanian dan perkebunan Prof. Busthanul Arifin, Direktur Kemitraan Lingkungan, Jo Kumala Dewi, Ketua Umum ISEI, Muliaman D. Hadad, Sekretaris Umum ISEI Aviliani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.