Edy Wijarno Kirim Paket Bom Ditujukan untuk Selingkuhan Istrinya
Pengiriman paket bom itu dilatarbelakangi rasa cemburu dan sakit hati Edy Wijarno terhadap Anton.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebuah paket bom meledak di Surabaya, Senin (11/2/2017). Empat hari kemudian Polres Tanjung Perak, Surabaya menangkap Edy Wijarno (43), di kawasan Blimbing, Malang.
Terkuak motif pembuatan bom yang ditujukan kepada seorang pria bernama Anton Warjono, warga Sidobogem, Kecamatan Sugio, Lamongan tersebut.
Pengiriman paket bom itu dilatarbelakangi rasa cemburu dan sakit hati Edy Wijarno terhadap Anton.
Edy mengaku berniat memberi peringatan kepada Anton agar tidak menjalin hubungan asmara lagi dengan istrinya.
Perbuatan istrinya bersama Anton sudah diketahui sejak beberapa bulan lalu.
Kehidupannya tidak harmonis dan tiap hari nyaris terjadi pertengkaran.
Baca: Jasad Made Asa Ditemukan Menempel di Pohon Kelapa
"Saya sudah mengingatkan beberapa kali pada istri. Tapi tetap saja masih seperti itu," ungkap tersangka Edy, ketika ditermui di Polres Tanjung Perak, Jumat (15/1/2017).
Apakah Anda bangga setelah mengirim bom paket pada Anton Warjono?
"Saya menyesal Pak," ujarnya merunduk.
Rupanya peringatan itu kebablasan yang bisa mengancam nyawa seseorang.
"Pada dasarnya tersangka menyesali perbuatannya. Tapi untuk penyelesaiannya kan tidak boleh seperti itu," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ronny Suseno, Jumat (15/12/2017).
Anton Warjono (34) bekerja di PT Bahana Line, Jalan Laksda M Nasir.
Sedangkan Edy adalah anak buah kapal (ABK).
Baca: BMKG Cabut Peringatan Tsunami Gempa Tasikmalaya
Kapolres Ronny Suseno, mengakui korban dituduh selingkuh dengan istri tersangka.
Namun saat ditanya berapa lama perselingkuhan itu berlangsung, Kapolres enggan berkomentar banyak.
"Kami tidak terlalu mendalami soal itu. Di sini kami fokuskan soal motif. Ternyata motifnya sakit hati," jelasnya.
Bagaimana tersangka bisa membuat bom yang dikemas dalam kotak ponsel tersebut? Edy mengaku membuat bom setelah searching di internet.
Bom paket itu yang dinilai paling mudah karena tidak banyak membutuhkan bahan peledak high explosive.
Bahan dasarnya antara lain kotak, baterai, kabel dan potasium.
Baca: Gempa 6,9 SR Sebabkan Dua Warga Meninggal, Ratusan Rumah Rusak
"Tersangka pernah belajar membuat bom daya ledaknya di atas bom paket. Tapi tidak diteruskan karena rumit," ujar AKBP Ronny Suseno.
Bom buatan Edy tidak langsung jadi. Percobaan dilakukan sampai enam kali dan baru bisa meledak.
"Pertama dicoba pada lampu dan berhasil meledak," jelasnya.
Di mana tersangka membeli potasium?
"Tersangka membeli di toko kimia di seputaran Surabaya saja. Edy adalah lulusan STM dan tahu soal elektronika," ujar Kapolres.
Bom paket berisi pecahan kaca yang dimasukkan dalam sebuah boks pembungkus ponsel.
Namun IMEI yang tertera dalam boks dihapus oleh tersangka agar tidak bisa dilacak polisi.
Ojek online
Barang berbahaya itu dikirimkan kepada korban melalui ojek online.
Bom kemudian meledak di sebuah warung di depan kantor korban, Jalan Laksda M Nasir, Surabaya.
Kapolres menyebut berdasarkan rekaman CCTV terlihat orang mengantar paket yang tidak diketahui isinya.
"Saat mengirim paket, orang itu tidak terbur-buru. Waktu meninggalkan lokasi masih sempat memainkan ponselnya," ujarnya.
Dari data yang ada, penyidik akhirnya mengecek dua jasa ojek online yg diketahui memiliki layanan untuk mengantarkan pesanan atau paket itu.
Berdasarkan informasi waktu pengiriman dan alamat tujuan pengiriman (ke PT Bahana Line atas nama penerima Anton Warjono), akhirnya diketahui pelakunya Edy Wijanarko.
"Anggota akhirnya mencari keberadaan Edy. Pada Rabu (13/12/2017) pukul 22.00 WIB Edy sudah tidak di rumah," ungkap Kapolres.
Ketika meninggalkan rumah pada malam hari, Edy terlihat tergesa-gesa.
Seketika polisi bergerak mencari Edy.
"Ternyata Edy sudah berada di Terminal Arjosari, Malang. Tersangka ditangkap di Blimbing, Malang. Pada Jumat pukul 03.00, ia dibawa ke Polres Tanjung Perak," kata dia.
Kasus itu berawal ketika pada Senin (11/12/2017) sekira pukul 20.45, office boy PT Bahana Line bernama Lilo menerima paket ditujukan pada Anton Warjono.
Lantas paket tersebut diserahkan kepada Anton dan dibuka di sebuah warung di depan kantor PT Bahana Line, sekira pukul 21.30.
Anton kemudian mengocok boks ponsel untuk mengetahui isi di dalamnya. Ketika dikocok terdengar suara seakan-akan berisi kerikil.
Aton kemudian membuka paket perlahan-lahan dan terihat isi paket berupa pecahan kaca.
Ia menutup kembali boks itu. Begitu ditutup langsung meledak dan korban melepaskannya.
Dalam boks terdapat baterai kotak 9V merek Panasonic, rangkaian kabel warna hijau, merah, dan hitam, sisa serbuk warna hitam, jepitan baju, serta sobekan kertas koran. (surya/mif)