Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erupsi Gunung Agung Tak Menghalangi Upacara Caru Penyaag di Besakih Besok

Gunung Agung yang terus mengalami erupsi tidak menghalangi krama Desa Adat Besakih menggelar upacara Caru Penyaag bertepatan dengan Tilem Kenam, Senin

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Erupsi Gunung Agung Tak Menghalangi Upacara Caru Penyaag di Besakih Besok
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Visual Gunung Agung dari Desa Suwat Gianyar, Sabtu (16/12/2017) pada pukul 06.00 dan pukul 07.30 Wita. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Gunung Agung yang terus mengalami erupsi tidak menghalangi krama Desa Adat Besakih menggelar upacara Caru Penyaag bertepatan dengan Tilem Kenam, Senin (18/12/2017) besok.

Di saat bersamaan juga akan dilakukan upacara Bumi Sudha yang dipusatkan di Pura Pengubengan Besakih yang jaraknya 4 kilometer dari kawah Gunung Agung.

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta, mengungkapkan upacara Caru Penyaag akan digelar di 25 komplek pura yang ada di Besakih.

Pelaksanaannya akan difokuskan di jaba tengah masing-masing pura.

Setelah upacara Caru Penyaag selesai, prosesi dilanjutkan dengan upacara Bumi Suda yang dipusatkan di Pura Pengubengan Besakih.

"Caru Penyaag ini bertujuan untuk menyomiakala ke 25 pura di Besakih. Sementara upacara Bumi Suda dilaksanakan sebagai wujud syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugerah-Nya, serta memohon keselamatan umat dan alam terlebih Gunung Agung terus mengalami erupsi," ujar Jro Mangku Widiarta, Sabtu (16/12/2017).

Baca: Lahir di Inggris Tapi KitKat Malah Sukses di Jepang dengan 300 Varian Rasa

Berita Rekomendasi

Sarana upacara memakai panca sanak sesuai dengan warna. Di Padma Tiga akan memakai Caru Panca Sata. Sementara palinggih lainnya semuanya memakai Caru Eka Sata.

Upacara Caru Penyaag rutin dilaksanakan oleh krama adat Besakih.

Upacara ini juga erat kaitannya dengan tiga pura Sad Khayangan yang ada di Bali yakni Besakih, Pura Batur, dan Pura Watu Klotok.

Nantinya tirta (air suci) dari tiga pura, yakni Besakih, Batur, dan Watu Klotok digabung dijadikan satu.

"Umat se-Bali melalui kelian adat akan nunas tirta tersebut. Selanjutnya tirta akan disebarluaskan ke masyarakat masing-masing desa di Bali," jelas Jro Mangku Widiarta.

Kemarin, krama adat Besakih sudah melakukan persiapan prosesi upacara tersebut.

Ritual ini pun diharapkan berjalan lancar dan aman meski kawasan Besakih masuk zona rawan erupsi Gunung Agung.

"Kondisi saat ini, saya lihat Gunung Agung masih aman untuk kita lakukan proses tersebut. Tapi kita nanti kedepannya juga tetap dan terus perhatikan imbauan pemerintah," ungkapnya.

Baca: Perempuan Sepuh di Pekalongan Meninggal Dunia Tertimpa Reruntuhan Rumah

Hembusan Asap
Kondisi Gunung Agung hingga kemarin terpantau masih terus mengalami erupsi magmatik efusif.

Hembusan asap berwarna putih dan kelabu masih tampak jelas keluar dari kawah Sang Giri Tohlangkir.

"Erupsi efusif masih berlangsung, disertai hembusan abu dengan lama 10-20 detik," ujar Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika, kemarin.

Hal tersebut membuat tim PVMBG terus melakukan pemantauan selama 24 jam terhadap aktivitas vulkanik Gunung Agung.

PVMBG sejak tanggal 13 hingga 15 Desember, juga telah melakukan pengambilan sampel gas di sekitar kawah Gunung Agung dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone).

Pengambilan sampel difokuskan untuk mendeteksi gas magmatik seperti So2 ,Co2 dan H2O.

"Kita mengambil sampel gas magmatik ini selama tiga hari. Pemantauan ini memang agak sulit, karena kita sangat tergantung dengan cuaca," jelas Suantika.

Setelah dilakukan analisis, hasil dari pemeriksaan sampel gas tersebut, menunjukan gas So2 (sulfur dioksida) di sekitar kawah Gunung Agung saat ini jumlahnya menurun drastis dibandingkan periode sebelumnya.

Saat ini, rata-rata dalam sehari produksi gas So2 di sekitar kawah Gunung Agung mencapai 40 sampai 200 ton per harinya.

Jumlah ini jauh menurun jika dibandingkan periode 25 sampai 29 November 2017 yang mencapai 5.000 ton per harinya.

Baca: Gubernur Jambi Zumi Zola Beserta Istri Diarak Sebelum Disematkan Gelar Adat

"Gas magmatik itu indikasi munculnya magma dari di dalam kawah menuju ke permukaan. Menurunnya kadar gas sulfur dioksida ini artinya, material vulkanik yang keluar itu sedikit, seiring abu vulkanik yang dikeluarkan juga sedikit," ungkap ahli vulkanologi asal Buleleng ini.

Apakah penurunan kadar So2 itu akan membuat PVMBG mengambil keputusan penurunan status terhadap aktivitas vulkanik Gunung Agung? Gede Suantika belum dapat memastikan hal tersebut.

Pihaknya belum bisa melakukan evaluasi status, karena Gunung Agung hingga saat ini terus mengalami erupsi.

"Kita sulit evaluasi status aktivitas Gunung Agung, karena tunggu sampai kepulan asap atau abu vulkaniknya berhenti," tandasnya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas