Ceceng Selamat Setelah Berenang Sejauh 50 Meter Tapi Nyawa Dadang Tak Tertolong
Ceceng selamat setelah berenang ke kolam jaring apung (KJA) berjarak sekitar 50 meter dari loksi kejadian.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Tenggelamnya perahu berpenumpang 14 orang di Bendungan Cirata pada Kamis (21/12/2017) meninggalkan kisah tragis bagi Surahman alias Ceceng (45).
Ia selamat setelah berenang ke kolam jaring apung (KJA) berjarak sekitar 50 meter dari loksi kejadian.
Namun, istrinya, Erus (50) tewas tenggelam.
Perahu bermuatan 14 orang itu kelebihan kapasitas sehinga perahu karam. Ia tidak bisa menyelamatkan istrinya yang tenggelam.
"Ceceng ini sempat berenang ke KJA, tapi sebelumnya dia sempat cari istrinya tapi sudah tidak ada. Karena airnya dalam sekali, akhirnya Ceceng memaksakan diri berenang ke KJA, jaraknya ada 70 meter," ujar Samsudin (60), paman Ceceng di kediamanya di Kampung Rawa Taal Desa Sirna Galih.
Ia mengatakan, Ceceng pergi ke Pulau Pasir Tangkil untuk memanen cabai di lahan tak bertuan.
Baca: Perahu Tenggelam di Bendungan Cirata, Enam Korban Meninggal
Pulau Pasir Tangkil sendiri berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat. 14 orang ini sudah menanam cabai sejak tiga bulan lalu.
Namun kondisi air yang pasang membuat warga harus memanen cabai di kebun di pulau tersebut.
Cerita tragis dialami oleh Dadang (50), korban tewas namun jenazahnya masih belum ditemukan.
Saat kejadian, Dadang sempat menjambak pakaian Ceceng agar tidak tenggelam. Ceceng bahkan sempat membawa Dadang dengan cara berenang.
"Ceceng ini saat berenang sempat menarik Dadang yang memegang kerah pakaian Ceceng. Tapi justru kerah bajunya sobek dan Dadang langsung tenggelam," ujar Samsudin mengisahkan apa yang dikatakan Ceceng yang kondisinya kini masih terpukul.
Saat kejadian, cuaca baru selesai hujan.
Baca: 8 Jam Lamanya Putri Novanto Dwina Michaella Dicecar KPK Seputar Asal-usul Saham PT Murakabi
Korban selamat kata Samsudin, berusaha memegang semua barang yang mengambang. Termasuk memegang karung berisi hasil panen yang dibawa dari Pulau Pasir Tangkil.
"Saya memegang apa yang bisa dipegang saat perahu tenggelam. Akhirnya saya menemukan karung isi rumput sama cabai, lumayan bisa ngambang pak. Dan setelah itu ada perahu yang menolong," kata Iis di Kampung Rawa Baru Desa Sirna Galih.
Iis menambahkan, korban selamat selain memegang barang-barang yang bisa dipegang, juga diselamatkan perahu-perahu nelayan. Ada juga yang berenang hingga ke KJA.
"Saya sempat melihat ada yang teriak-teriak takbir. Ada juga yang berenang, saya enggak bisa berenang, tapi alhamdulillah saya diselamatkan sama Allah dengan memegang karung," ujar Iis. (Mega Nugraha)