Pamit Bertapa Kepada Sang Istri, Bero Ditemukan Hanya Tinggal Belulang di Gunung Budheg
Walau demikian, masih ada misteri lain yang belum terungkap sesaat setelah informasi penemuan tersebut.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Identitas tengkorak di lereng sisi utara Gunung Budheg di Dusun Kendit, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung terkuak.
Wakapolsek Campurdarat, Iptu Mat Suhar, mengatakan, korban adalah Sapariyanto alias Bero, warga Dusun Blimbing, Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu.
Pada tanggal 1 Desember 2017 korban pamit kepada istrinya hendak bertapa di Gunung Budhek.
Baca: Pencuri Sepeda Motor Ditangkap Polisi Saat Hendak Sembunyikan barang Curian Di Rumah Sang Adik
"Tadi istrinya bilang, dia sendiri yang mengantarkan," kata Iptu Mat Suhar pada SURYAMALANG.COM, Rabu (3/1/2018).
Walau demikian, masih ada misteri lain yang belum terungkap sesaat setelah informasi penemuan tersebut.
Itu adalah kondisi Sapariyanto yang ditemukan dalam kondisi tak utuh.
Baca: Muli Ditangkap Polisi Akibat Kelaparan Saat Bersembunyi Setelah Membunuh Istrinya
Sekadar diketahui, pencari rumput di lereng sisi utara Gunung Budheg di Dusun Kendit, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat dibuat bergidik dengan keberadaan kerangka manusia, Rabu (3/1/2018) pagi.
Sukamdi, seorang pencari rumput warga setempat mengatakan kerangka ditemukan dalam keadaan tidak utuh.
"Sudah berserakan kemana-mana. Bagian kepalanya tidak ada," ucap Sukamdi.
Tim Inafis Polres Tulungagung, personil Polsek dibantu tim pemulasaraan jenazah RSUD dr Iskak segera melakukan evakuasi.
Baca: Wanita Ini Bawa Anaknya yang Berusia 2 Tahun Saat Layani Pria Hidung Belang di Kamar Hotel
Petugas harus melewati medan berat dengan kemiringan sekitar 60 derajat.
Berulang kali petugas harus merangkak agar tidak melorot.
Setelah susah payah sekitar 20 menit, sampai di titik penemuan jenazah.
Lokasinya sekitar 200 meter di sisi utara Goa Tritis, salah satu lokasi wisata di Gunung Budhek.
Baca: Mengaku Polisi, Pria Ini Culik Siswi Cantik di Tulungagung
Satu per satu tulang dari jenazah itu dikumpulkan dan dimasukkan kantung berwarna kuning.
"Tolong bantu carikan kepalanya," teriak Sugapri, anggota tim Inafis kepada warga yang ikut proses evakuasi.
Namun upaya pencarian itu nihil, kepala korban tidak ditemukan.
Penulis: David Yohanes
Berita ini sudah dimuat di Surya Malang dengan judul: Aneh Banget! Mulai Bertapa di Gunung Budek 1 Desember, Kini Tinggal Kerangka