Petugas Gunakan Pakaian Khusus Tangani Difteri di RSUD AW Syahranie
Keempat pasien yang tengah menjalani perawatan terkait dengan difteri, hingga saat ini tidak diperbolehkan untuk dijenguk
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Penyakit difteri telah mengidap warga Samarinda. Terdapat empat warga yang saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD AW Syahranie, terkait penyakit yang mulai mewadah pada akhir tahun lalu itu.
Kendati terdapat empat pasien yang saat ini tengah dirawat, namun baru satu pasien yang terkonfirmasi mengidap penyakit tersebut, yakni seorang anak berusia 2 tahun, bernisial N.
Sejak dirawat di rumah sakit milik Pemprov Kaltim itu, pada 31 Desember silam, N diketahui telah mengidap difteri, yang sebelumnya sempat menjalani pemeriksaan di dokter spesilis, yang langsung mendapat rujukan ke rumah sakit.
"Satu pasien terkonfirmasi difteri, saat ini masih dalam masa isolasi pengobatan hingga 10 hari kedepan sejak masuk ke rumah sakit, dan pasien lainya juga menjalani perawatan seperti yang telah mengidap," ucap Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD AW Syahranie, dr Nurliana Noor, Kamis (4/1/2018).
Baca: RSUD AWS Tangani Empat Pasien Difteri, Salah Satunya Tengah Hamil
Dia pun menghimbau kepada warga untuk waspada terhadap penularan penyakit tersebut, pasalnya hanya melalui udara, penyakit tersebut dapat menular.
Sedangkan gejala awal difteri, diantaranya nyeri terhadap tenggorokan, saat menelan sakit, disertai demam dan batuk. Namun, yang ciri khas dari difteri yakni, terdapat selaput putih ke abu-abuan di sekitar tenggorokan.
"Jika ada tanda seperti itu, langsung ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan, namun tanda-tanda tersebut juga bukan berarti difteri, bisa jadi penyebab lainya," ucapnya.
Keempat pasien yang tengah menjalani perawatan terkait dengan difteri, hingga saat ini tidak diperbolehkan untuk dijenguk, hanya petugas dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang dapat masuk ke ruang isolasi, bahkan setelah itu petugas langsung mendapatkan vaksin, guna tidak tertular bakteri difteri.
"Pengunjung kita batasi, hanya petugas dengan menggunakan APD yang dapat masuk ke ruangan isolasi, kita kurangi akses dari luar. Dan, pasien difteri di tercover BPJS Kesehatan," ucapnya.