Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tersumbatnya Saluran Pernapasan Mempercepat Kematian PNS BPN yang Jasadnya Ditemukan di Sawah

Ngadani, pria yang ditemukan bersimbah darah di area persawahan, Desa Banjarsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, akhirnya diautopsi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tersumbatnya Saluran Pernapasan Mempercepat Kematian PNS BPN yang Jasadnya Ditemukan di Sawah
Surya/Rorry Nurmawati
Seorang pemuda ditemukan tergeletak bersimbah darah di Mojokerto. SURYA/RORRY NURMAWATI 

TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Ngadani, pria yang ditemukan bersimbah darah di area persawahan, Desa Banjarsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, akhirnya diautopsi oleh tim Forensik RS Bhayangkara Surabaya.

Autopsi ini untuk mengetahui penyebab korban meninggal dunia.

Dokter Forensik RS Bhayangkara Surabaya Bambang Widhiatmoko menjelaskan, korban mengalami luka cukup parah di bagian wajah.

Menurutnya, luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul yang menghantam area kepala.

Kendati demikian, luka di bagian wajah ini bukan penyebab utama korban meninggal dunia.

Baca: Terulang Lagi, Dua Bule Nekat Mendaki Gunung Agung dari Jalur Pasar Agung Sebudi

Akan tetapi, tersumbatnya saluran pernafasan akibat darah yang terhirup dari kucuran luka di wajah mempercepat kematian korban.

Berita Rekomendasi

"Tersumbatnya saluran pernafasan akibat darah yang masuk ini, mempercapat kematian korban. Sedangkan penyebab lainnya seperti kerusakan pada otak mungkin terjadi, karena luka parah di area kepala," jelas Bambang ditemui usai autopsi, Kamis (4/1/2017) malam.

Selain luka di area kepala dan penyumbatan pada pernafasan lanjut Bambang, ada luka memar di bagian lutut dan mata kaki.

Sedangkan tubuh lainnya masih utuh dan dalam kondisi baik.

Sementara disingung kemungkinan korban mengonsumsi alkohol sebelum ditemukan, Bambang masih harus menguji laboratorium.

Baca: Kapolda Irjen Pol Safarudin Bantah Intervensi Parpol terkait Pencalonan Pilkada Kaltim

Kematian pria yang diketahui bekerja sebagai pegawai negeri sipil di bagian Tata Usaha (TU) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Mojokerto ini, membuat jajaran Satreskrim Polresta Mojokerto harus bekerja lebih ekstra untuk segera menemukan penyebab kematian korban secara jelas.

Kasatreskrim Polresta Mojokerto AKP Suhariyono saat ditemui di kamar jenazah RSUD RA Basoeni, belum berani membuat kesimpulan penyebab korban meninggal karena dianiaya atau kecelakaan.

Menurutnya, kesimpulan akhir terkait penyebab kematian korban akan diambil setelah hasil autopsi keluar secara resmi.

"Yang jelas, ada luka di bagian wajah. Penyebabnya apa? Seperti yang dijelaskan dokter tadi, karena ada benturan dengan benda keras. Jadi, kami masih terus mendalami penyebab kematian korban dengan olah TKP dan keterangan para saksi," jelasnya.

Dari keterangan AKP Suhariyono, korban diketahui akan pulang ke rumahnya di Dusun Kalimati, Desa Mojodadi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto sekitar pukul 02.20 WIB.

Baca: Pelelangan Pertama dan Terakhir di Tsukiji Jepang, Ikan Tuna Terjual Rp 4,3 Miliar

Namun, tiba-tiba saja korban diketahui tergeletak di area persawahan Desa Banjarsari, Kecamatan Jetis, pukul 03.00 WIB.

Sayangnya, korban baru ditemukan warga yang melintas sekitar pukul 05.50 WIB.

Saat itu warga mengira Ngadani tergeletak, karena menjadi korban tabrak lari lantaran kendaraan yang digunakan masih ada di lokasi.

Karena merasa janggal, pihak keluarga pun meminta autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban. (Surya/Rorry Nurmawati)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas