Cerita Nad Suhadi, Berkeliling Bandung Memainkan Kecapi Sejak 1980
Seorang pria paruh baya sedang memainkan alat musik tradisional kecapi di Forest Walk Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (13/1/2018).
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Seorang pria paruh baya sedang memainkan alat musik tradisional kecapi di Forest Walk Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (13/1/2018).
Ia tampak mengenakan baju khas adat Sunda dan baju pangsi berwarna hitam beserta iket kepala.
Jari jemarinya terampil memetik tiap senar kecapi, sementara mulutnya terdengar menyanyikan lagu dalam Bahasa Sunda.
Baca: Sederet Fakta Seputar Tersangka Wanita dalam Kasus Video Mesum Bocah
Suasana Forest Walk yang sejuk karena diterpa angin sepoi-sepoi dan dipenuhi oleh pohon rindang menjulang tinggi seolah semakin membuat pria paruh baya yang bernama Nad Suhadi (60) itu terlihat semangat memainkan kecapi dan menyanyikan lagu Sunda.
Nada yang dihasilkan dari kecapinya terdengar merdu, membuat suasana alam di sekitar forest walk dan suara musik seolah menyatu.
Selesai membawakan lagu berjudul "Burangrang", pria asal Sukabumi yang tinggal di Andir, Kota Bandung ini pun meletakkan kecapinya di sebuah meja.
Baca: Pantai Tempat Jokowi Basuh Wajah Ternyata Lokasi Selancar Bertaraf Internasional
Saat dihampiri Tribun Jabar, raut muka lelah terlihat di wajahnya.
Namun, dia tetap memperlihatkan senyum simpul tanda keramahan 'Urang Sunda'.
Nad Suhadi mengaku, setiap hari memang terbiasa berkeliling memainkan kecapi di beberapa tempat publik di Kota Bandung.
"Sudah dari tahun 1980-an saya berkeliling. Dulu tahun segitu sering di daerah Dago Pakar. Sekarang di sekitar sini saja," ujar ayah empat anak ini.
Berkeliling memainkan kecapi, sambungnya, dilakukan saat dia tak mendapatkan panggilan untuk tampil di pergelaran.
"Buat keperluan sehari-hari kalau enggak ada panggilan saya biasa berkeliling. Sehari paling apes dapat Rp 100 ribu, paling banyak bisa Rp 200 ribu," ujarnya sembari memegang kecapinya yang berwarna cokelat.
Biasanya, Nad mendapatkan panggilan untuk bermain musik di pergelaran di luar Bandung.
Terakhir, sekira tiga minggu yang lalu, dia pun baru saja mengikuti pergelaran seni di Bogor.
"Kalau pergelaran seni seperti itu, paling banyak saya dapat Rp 1,5 juta dalam sekali tampil kalau yang manggilnya orangnya baik," kata Nad seraya tersenyum.(Yongky Yulius)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Nad Pemetik Kecapi, Berkeliling Nyanyikan Lagu Sunda sejak 1980