Memprihatinkan, Ratusan Orang di Purbalingga Mengidap HIV/AIDS, Ternyata Penyebab Utamanya Ini
Meningkatnya kasus penderita HIV/AIDS di Purbalingga jadi keprihatinan semua pihak.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Meningkatnya kasus penderita HIV/AIDS di Purbalingga jadi keprihatinan semua pihak.
Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi yang turut prihatin menyebut, meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Purbalingga satu di antara sebabnya adalah pergaulan bebas.
Tiwi menyampaikan, jumlah penderita di Purbalingga dari tahun 2010-2016 mencapai 168 orang.
Parahnya, dalam jangka setahun saja, 2017, ada tambahan 81 penderita baru hingga menjadi total 249 penderita. Sementara jumlah kematian mencapai 14 orang di tahun tersebut.
Seks bebas terindikasi menjadi penyebab meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS. Karena itu, Tiwi menganggap pentingnya edukasi kepada generasi muda agar menghindari pergaulan bebas sehingga tidak terjerumus pada seks bebas.
"Penderita HIV/AIDS di Purbalingga sangat mengkhawatirkan dan tidak menutup kemungkinan itu seperti fenomena gunung es," kata Tiwi saat sosialisasi pencegahan dan pemberantasan narkoba, HIV/AIDS di aula MTS NU 05 Majasari Bukateja, Rabu (17/1/2018).
Kekhawatiran Tiwi cukup beralasan. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, Kabupaten Purbalingga disinyalir mempunyai penderita HIV/AIDS mencapai angka 955 penderita.
Angka sebesar itu muncul karena masih banyak penderita yang belum melakukan screening.
Di luar 249 penderita yang terdata, dimungkinkan masih banyak penderita lain yang belum terdata karena belum melalui proses screening oleh petugas kesehatan.
"Di Buketeja ada 10 penderita yang tentu saja identitasnya kami rahasiakan dan ada satu kasus kematian akibat HIV/AIDS," imbuhnya.
Pemateri dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Utami Desti Nugrahaeni mengatakan, meningkatnya AIDS di Purbalingga satu di antaranya dipicu akibat kebiasaan gonta- ganti pasangan hingga terjadi kontak seksual.
Terbukti, dari 249 penderita, 57% di antaranya adalah penderita laki-laki yang membawa virus HIV dari luar daerah Purbalingga.
Pihaknya mengimbau agar pasangan menjaga diri dari perilaku asusila, mengingat perilaku itu berkontribusi terhadap penyebaran AIDS.
"Setia terhadap pasangan adalah hal utama. HIV/AIDS yang tersebar di Purbalingga disebabkan penyebaran virus HIV yang diperoleh dari luar karena seringnya gonta-ganti pasangan," ujar Utami.
Ketua Harian KPAD Purbalingga, Heni Ruslanto mengatakan, screening AIDS yang dilakukan pada bulan Desember 2017 lalu telah mencapai angka 4006 orang.
Dia berharap, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini AIDS, membuat penanganan lebih tepat sehingga angka kematian akibat AIDS bisa ditekan.
"Screening bulan lalu mencapai 4006. Semoga semakin banyak orang yang berani melakukan deteksi dini agar langkah-langkah preventif bisa dilakukan," tandasnya.(*)